Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Kopi Tubruk, Laki-laki Cemas, dan Kehidupanku Sendiri

Diperbarui: 23 Februari 2021   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Laki-laki itu datang memperkenalkan diri. Kemudian, minta izin pula duduk di bangku di depan ku. Aku silakan saja, kalau dia mau. Lagian malam ini, aku datang sendirian. 

Riri sibuk dengan proyek barunya. Vivi sedang pulang kampung karena orang tuanya sakit. Dan Vanya kecapaian dan malam ini hanya mau menghabiskan waktu bersama kasur kesayangan nya yang sudah satu minggu ditinggalkan nya. 

"Sendiri? "

Aku mengangguk. 

"Sering ke sini? "

Aku kembali mengangguk. Ditambah sedikit senyum. Dan laki-laki itu agak kikuk. 

"Selalu ngopi? "

Sekarang aku hanya tersenyum. 

"Kenapa kopi tubruk? "

Aku ingin jelaskan kalau kegemaran ku minum kopi sudah lama sekali. Sejak SMA.  Karena di kampungku hanya ada sekolah SMP, maka ketika SMA aku harus ngekos di kota kabupaten. Seminggu sekali pulang. Biasanya jumat siang pulang. Berangkat ke kosan lagi Minggu sore. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline