Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Mengapa Kita Mudah Memaki yang Berbeda

Diperbarui: 19 Februari 2021   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ketika ada seorang tokoh Syiah meninggal, ada orang orang yang mengaku beragama tetapi memaki dengan kata kata tak pantas. Sehingga, sebagai seorang manusia biasa, saya pun mengurut dada. Sudah sebegitu parahkah warganegara negeri ini dalam beretika terhadap orang yang berbeda? 

Tuhan tak pernah menjadikan manusia sebagai satu saja. Tuhan menciptakan manusia memang berbeda beda. Dan tujuannya agar saling mengenal. 

Bangsa ini juga sangat berbeda sejak dari kelahiran nya. Bukan petaka, perbedaan itu justru harus disyukuri sebagai karunia. Karunia yang tak ada bandingnya. Harus kita jaga selamanya. 

Memang, perbedaan dalam persoalan agama sering menumpahkan darah. Dan persoalan bukan hanya urusan di dunia, tetapi sudah sampai ke urusan di akhirat nanti. Sehingga, pemahaman yang salah dapat sangat mematikan. 

Hanya saja, semua perbedaan sangat membutuhkan jiwa besar untuk menerimanya.  Perbedaan dapat memunculkan berbagai prasangka yang kadang justru tak berdasar. 

Kebenaran akhirnya hanya berkubang di sekitar kelompoknya. Kebenaran kelompok lain tak ada. Hal yang demikian semakin berbahaya. Bahkan sangat berbahaya. 

Kondisi perbedaan ini semakin sulit untuk dipertemukan dalam saling penghormatan ketika berada di dunia maya. Orang tidak saling kenal. Bahkan terkadang memang sengaja disamarkan melalui akun akun palsu. 

Mungkin, jika dua orang itu bertemu, saling sapa, kejadian lontaran kata kata kotor tak mungkin terjadi. Bagaimana pun perjumpaan fisik akan membuat kemanusiaan seseorang hadir. 

Berbeda jika perjumpaan itu terjadi di dunia maya. Seolah olah setiap orang kehilangan dirinya sendiri. Orang orang yang tidak beretika di dunia maya, terkadang justru orang paling beretika di dunia nyata. Dunia maya telah menjadikan dia manusia tanpa bentuk. 

Oleh karena itu, kecerdasan literasi memang harus terus ditumbuhkan. Bisa jadi karena orang orang itu baru masuk ke dunia baru. Ada gegar budaya. Sehingga tak bisa masuk dunia baru dengan kepribadian yang asli atau sesungguhnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline