Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Begitu Ya Begitu tapi Jangan Begitu

Diperbarui: 10 Februari 2021   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Pejabat itu sulit dikritik. Dikritik dikit bilangnya mau menjatuhkan segala. Padahal, tahu sendiri kan, buat jadi bupati aja modalnya udah gila gilaan.  Jadi setiap ada kritik terus jadi parno. 

Kalau selevel bupati saja begitu, bagaimana level gubernur, apalagi level presiden. Kalau Pak Jokowi bilang siap dikritik, jadi seperti lelucon yang gak lucu aja. 

Apalagi kalau udah bicara tentang para punggawa. Kesetiaan aparat harusnya kepada negara bukan pada perorangan. Jadi ketika presiden dikritik sebaiknya santuy aja. Eh, kadang malah lebih garang daripada garangan itu sendiri. 

Akibatnya, lelucon kedua muncul lagi. Orang cuma bilang polisi jujut cuman tiga aja ditangkep. Terus orang bilang begini begitu tentang presiden juga diapain gitu. 

Terus gimana dong standar kritik yang paling yahud. Kritik tak ditangkep tapi sampai dan orang yang dikritik malah seneng dengerin kritik tersebut. 

Mungkin model Abu Nawas boleh ditiru juga. Tak ada tuh sejarah nya Abu Nawas dipenjarakan oleh Harun Al Rasyid. Padahal sebagai kholifah dia bisa saja berlaku otoriter tingkat dewa. 

Yah, itu kan dulu. 

Kalau Anda pengen kearifan lokal, sebetulnya di Jawa sudah diajarin teknik mengkritik dengan baik dan benar. Walaupun tidak untuk itu secara sesungguhnya. Bisa untuk banyak hal. Termasuk di antaranya bisa untuk selamat dalam melontarkan kritik. 

Apa? 

Orang Jawa bilang, "Ngono yo ngono nanging ojo ngono. " Saya terjemahkan bebas menjadi seperti judul tulisan ini, "Begitu ya begitu tapi jangan begitu".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline