Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Geng Bisnis Alumni Pesantren

Diperbarui: 21 Januari 2021   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pesantren (pikiranrakyat.com)

Bisnis itu perlu jaringan. Bisnis tanpa jaringan akan sulit berkembang. Bahkan, bisa jadi akan mati sebelum hitungan hari melewati jumlah jari. 

Waktu itu, aku baca ada bisnis cukup berhasil dari jaringan alumni pesantren Gontor. Wajar. Gontor memang pesantren modern. Gontor juga memiliki alumni yang hebat hebat dari puluhan tahun, nyaris ratusan, hingga jaringan bisnis bisa menggurita. 

Ada keunggulan tersendiri dari alumni pesantren. Alumni sekolah biasa ketemunya cuma ketika sekolah. Sehingga tingkat keakrabannya kurang. Terutama jika dibandingkan dengan bagaimana sehidup sematinya anak anak pesantren. Makan dalam satu nampan. Tidur dalam satu kamar. 

Saya sendiri cuma pernah mampir ngombe di pesantren. Saat sekolah SMP dan SMA (MTs dan Aliyah). Pesantren yang pernah saya singgahi juga bukan apa apanya dibanding Gontor. 

Tapi, semangat Gontor memang layak dicontoh untuk banyak hal. Dalam konteks ini tentu dalam membangun jaringan bisnis. 

Saya sendiri memang bukan pedagang sebagai mana teman teman lain waktu di pesantren. Karena memang, alumni pesantren lebih banyak terjun sebagai pedagang atau petani. 

Berkat media sosial, mulailah alumni pada ketemu ketemu lagi. Ada yang tinggalnya berdekatan tapi tak pernah tahu sehingga silaturahmi kurang terjalin. 

Ikatan alumni yang tadinya hanya kepake untuk reunian sekarang mulai berbenah. Ada pendataan setiap alumnus yang sudah tertemukan lewat media sosial. 

Bukan hanya tempat tinggal yang didata. Akan tetapi juga beberapa hal lain, seperti pekerjaan nya sekarang. 

Ternyata, ada alumnus yang jadi petani. Ada alumnus yang jadi tukang giling padi, ada alumnus yang pedagang beras, ada alumnus yang punya warteg. Seandainya jaringan sudah bagus, maka jaringan alumni ini bisa menghubungkan antara alumnus petani, penggiling, pedagang, dan pemilik warteg menjadi satu jalur ekonomi beras. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline