Kunjunganku ke rumah Raisya membuka lembaran lama. Mamanya Raisya ternyata adik tingkatku dulu di IKIP Rawamangun. Dan, dulu sekali aku sempat membayangkan jadi pasangan hidupnya.
"Bagaimana belajar Raisya, Mas? " tanya Savana, mamanya Raisya.
Hampir setiap hari selalu ada saja WA dari mamanya Raisya. Aku tak mungkin membiarkan kesempatan ini.
"Bisa mampir ke rumah, Mas? "
Itu bunyi WA terakhir dari Savana. Dan rencana nya hari ini aku ingin ke rumah nya. Entah kenapa hatiku seperti hati anak remaja yang baru terkena panah asmara.
"Raisya sekarang rajin, " kata Bu Sunaryati.
"Sudah saya nasihati, Bu. "
"Tapi tetap hati hati. Jangan sampai kena perangkap. "
"Maksud ibu? "
"Ah, tahu sendiri bapak bapak lah. "