Ektrem kanan di negara paling demokratis di dunia itu betul-betul merepotkan. Pesta demokrasi yang hasilnya akan kita saksikan pelantikan nya hari Rabu, 20 Januari 2021 ini justru digambarkan seperti suasana dalam zona perang.
Joe Biden mampu mengungguli Donald Trump. Tapi, Trump terus menerus menyatakan bahwa dirinya dicurangi dalam pemilu tersebut. Sehingga, demo anarkis ke gedung Capitol Hill menjadi corengan paling memalukan.
Tindakan Trump selama ini memang selalu menimbulkan kontroversi tinggi. Kontroversi tersebut mempengaruhi pengikutnya hingga mengkhawatirkan terjadi nya kerusuhan pada saat pelantikan penggantinya hari ini, waktu setempat.
Dua puluh lima ribu pasukan Garda Nasional dikerahkan untuk mengamankan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46. Tentu tidak seperti biasanya sebuah pelantikan sebagimana pernah kita saksikan ketika pergantian dari Obama ke Trump sendiri.
Kekhawatiran semakin menjadi melihat adanya unsur yang berkaitan dengan militer pada saat demo ke Capitol Hill beberapa waktu lalu. Garda Nasional pun di seleksi betul. Beberapa waktu lalu ada yang dikeluarkan dari pasukan pengamanan pelantikan.
Amerika betul-betul kerepotan dengan kelompok ekstrem kanan. Jika Amerika saja kerepotan, bagaimana jika kelompok serupa semakin menunjukkan gigi di negara lain?
Joe Biden sendiri sebelum nya sudah pernah menjadi wakil presiden selama dua periode bersama Obama. Kemungkinan akan ada perubahan perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Biden.
Perubahan kebijakan tersebut yang sering digambarkan sebagai pemicu ketakutan beberapa kalangan. Apalagi di Amerika sendiri perubahan seperti persoalan imigran dirasa menjadi ancaman tersendiri.
Kita berharap, negeri ini tidak terjatuh seperti Amerika. Masa pesta demokrasi menjadi sebuah ketegangan bak zona perang?
Kita harus tetap menganggap bahwa pesta demokrasi hanyalah sebuah pergantian kepemimpinan secara normal. Tak perlu dibuat menjadi begitu seram dan menebar aneka ketakutan.