Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Laki-laki yang Tak Pernah Tua

Diperbarui: 3 Januari 2021   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detikcom

Setiap Subuh, dia sudah ada di Masjid. Datang sebelum azan, karena laki-laki itu memang setiap malam melaksanakan tahajud hingga Subuh menjelang. Kadang solat sunat Fajar di rumah, kadang di masjid. 

Jika muazin telat datang, padahal waktunya sudah masuk, laki-laki itu segera mengambil mik dan melantunkan azan Subuh. Jangan tanya suaranya yang sember. Percaya dirinya yang tinggi. 

"Biar pada bangun. Suaraku pasti membuat siapa pun yang mendengarnya tak akan bisa tidur lagi, " begitu alasannya begitu percaya diri. 

Sehabis solat Subuh dia berjalan muter.  Sekalian olaraga, katanya. Kadang sekalian ke tempat penjual nasi uduk. Pulang ke rumah menenteng bungkusan nadi bungkus. 

Laki-laki itu hidup berdua bersama istrinya.  Anak-anak nya sudah jadi orang semua. Dan yang kebetulan satu kota pun sudah memiliki rumah sendiri. 

Tak pernah dipikirkan oleh laki-laki itu. Walaupun kadang laki-laki itu kasihan pada istrinya yang sering sedih kalo teringat cucu cucunya. 

"Tugas kita sudah selesai untuk anak-anak. Kita tinggal siapkan diri untuk pulang, " hibur laki-laki itu kepada istrinya. 

Sehabis Subuh, laki-laki itu kadang lari pagi. Cuma muterin lapangan komplek tapi lumayan juga. Karena di dekat lapangan ada tempat jagongan orang orang tua pensiunan di kompleks itu. 

"Bertemu orang. Menyapanya. Itulah obat. Kita menjadi lapang, " katanya suatu hari. 

Kadang laki-laki itu cuma membersihkan tanaman yang ada di halaman rumahnya. Tak seberapa. Tapi lumayan juga buat olahraga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline