Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Sudah Rasis Sejak di OSIS?

Diperbarui: 13 November 2020   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pngwing.com

Sangat disayangkan jika OSIS sebagai lembaga penggembleng pemimpin pemimpin masa depan negeri ini sudah bertindak rasis. Berkaca dari peristiwa terbaru di sebuah SMA Negeri yang berada di Jakarta dan Depok. 

Pemimpin dipilih harus berdasarkan kemampuan memimpin. Titik. Janganlah memilih pemimpin karena latar belakang calonnya.

Pemimpin yang dipilih cuma karena latar belakang yang sama, hanya akan menyesatkan pada akhirnya. Karena dia memimpin bukan karena kemampuan kepemimpinannya. 

OSIS merupakan sarana paling dekat pada anak-anak untuk berlatih berdemokrasi dengan benar. Karena, demokrasi bisa juga naik turun. Bisa dilihat bagaimana kelakuan seorang presiden yang mengaku kampiun demokrasi ketika kalah bersaing. Dia menggunakan rasialisme untuk bertahan karena dia naik juga karena rasisme yang diusungnya. Dunia dibuat kalang kabut. 

Melalui OSIS, seorang anak belajar bagaimana memilih pemimpin, dan juga bersaing menjadi pemimpin terpilih dengan kejujuran.  Menjadi calon yang baik sekaligus juga menjadi pemilih yang baik. 

Desember ini, ratusan daerah menyelenggarakan pilkada. Meski, sedang pandemi, nafsu politik terlalu tinggi sehingga pandemi pun diterabas seenak hati. 

Berita berseliweran jika pilkada berlangsung. Dan, yang paling nggegirisi adalah penyebaran fitnah demi kemenangan. Di daerah tertentu, seperti Jakarta dan Depok warna pilkada sering berbeda. Tak usah ditulis lagi di sini karena sudah terlalu membosankan. 

Jadi, bukan kebetulan jika kabar rasisme pemilihan ketua OSIS adabdi Jakarta dan Depok. Semoga dapat segera diklarifikasi dan dicegah jangan sampai menjadi hal biasa. 

Persoalan rasisme di OSIS biasanya memang ketika guru ikut terlalu jauh dalam proses pemilihan.  Anak-anak sendiri sering terlihat tak seperti itu. Akan tetapi, guru datang mengidoktrinasi rasisme. 

Dan, bukan isu lagi jika di sekolah memang ada guru guru yang sikapnya cukup mengkhawatirkan. Bahkan beberapa sudah mirip paham radikal. 

Tugas pemerintah untuk segera mengantisipasi sikap radikal di kalangan guru. Baru terdengar dari Jawa Tengah yang gubernur nya sudah sangat terang mengancam mencopot guru atau kepala sekolah yang sudah terpapar radikalisme. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline