Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Orang Pintar Menolak Demo

Diperbarui: 9 Oktober 2020   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Demo disuruh tertib? Tertib itu gerak jalan. Terus? Kalau demo selalu tidak tertib. Agak omong kosong jika berharap agar para pendemo tertib. 

Apalagi jika demo dibayar. Apalagi jika dibayar memang untuk bikin kerusuhan. Ada yang begini juga. Siapa pun bisa bayar kalau punya kepentingan. 

Kemarin juga ada demo. Ada yang murni dari hati yang paling dalam. Ada yang cuma ikut ikutan, sambil bilang katanya katanya. Ada yang memang dibayar, juga. 

Kemarin juga ada demo. Ada yang menyampaikan aspirasi. Ada yang duduk duduk saja, entah kalau diselingi kopi. Ada yang main api. 

Terus, kalau kondisi demo selalu berpotensi sekali untuk terjadi nya kerusuhan karena memang tak mungkin ada yang bisa mengendalikan orang-orang yang berbeda kepentingan itu. 

Kalau kalian pinter Anda harusnya menolak demo. Karena demi itu cuma unjuk banyak orang doang, bukan unjuk kepandaian.  Padahal setiap persoalan justru membutuhkan otak cemerlang untuk memecahkannya. 

Kalau dibilang orang pinter menolak demo, ada benarnya juga. Orang pinter kemungkinan besar akan menuju MK. Beradu otak bukan adu otot. 

Negeri ini memang sedang ditangan segelintir orang yang napsunya terlalu alang sehingga negeri ini tampak laju di rel yang aneh. 

Aku juga tak setuju dengan UU Cipta Kerja. Aku tentu belum baca. Wong tak ada tuh berkasnya, katanya belum selesai ditik juga. Lucu kan?

Tapi aku percaya seribu persen kepada Muhammadiyah dan NU. Dua organisasi yang lebih bisa dipercaya secara moral dibandingkan yang duduk di Merdeka Utara apalagi yang di Senayan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline