Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Misteri Mbah Jeneng

Diperbarui: 4 Oktober 2020   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompascom

Bukan candi dari batu seperti yang kalian kenal. Candi di kampung itu justru daerah hutan yang masih asri. Di apit oleh sungai yang membelah diri bagian atas, kemudian menyatu lagi di bagian bawah. 

Dan orang menyebutnya sebagai Candi Mbah Jeneng. 

Karena pohon pohon yang masih asri, mata air di dalam candi tak pernah habis. Jika musim kemarau tiba, tinggal mata air di dalam Candi Mbah Jeneng yang menyelematkan warga kampung itu dari kehausan. 

Yang tampak membuat Candi tampak semakin rimbun adalah pohon bambu yang sangat rapat memutari kompleks Candi Mbah Jeneng.  Mungkin karena bambu bambu inilah, air di situ dapat disimpan dengan baik. 

"Kamu sudah mandi? "

"Belum."

"Cepat sana, mumpung ada temannya. "

Ya. Tak ada anak yang berani mandi sendirian di dalam Candi.  Walaupun mungkin tak ada apa, tapi selalu ada perasaan dilihatin seseorang. 

Jadi, selalu anak anak mandi ramai-ramai. Dan salah satunya, harus orang tua atau orang dewasa. 

Karena pernah ada anak yang hilang karena teman temannya lari duluan setelah selesai mandi. Anak yang ditinggal tak pulang semalaman. Baru ketemu besok paginya di dalam rumpun bambu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline