Merindu haji? Sebagai seorang muslim, walaupun tidak terlalu taat benar, keinginan untuk pergi mengunjungi Baitullah adalah mimpi yang tak pernah surut sampai kapan pun.
Ibu sudah mendaftarkan diri untuk ke Baitullah sejak 2012 dan hingga kini belum juga mendapatkan nomor keberangkatan. Padahal usia ibuku sudah lebih dari 75 tahun. Jika tahun ini tak ada keberangkatan haji, kapan ibuku bisa merengkuh cita-citanya tersebut?
Dulu, berhaji saat sudah berusia tua adalah hal yang biasa. Pertama, hal ini disebabkan karena tabungan untuk haji memang dikumpulkan dari penjualan hasil pertanian yang juga baru bisa dinikmati setelah setahun masa tunggu.
Kedua, mereka menghendaki bahwa berhaji merupakan kerja terakhir dalam hidup mereka. Sehingga ketika berhaji mereka sudah lepas dari urusan dunia. Atau paling tidak, urusan anak sudah tak ada. Anak-anak sudah mentas semua. Anak-anak sudah mempunyai kehidupan masing-masing.
Ketiga, mereka memang ingin sekali meninggal di tanah suci. Keberkahan tanah suci ingin diraihnya. Meninggal ketika berhaji bukan malapetaka tetapi berkah yang sangat diharapkan karena urusan dunia sudah tak ada lagi.
Kemudian, untuk saat ini, berhaji ketika usia sudah menua memiliki alasan lain. Alasannya adalah karena keterbatasan kuota haji. Sehingga semua calon haji harus mengantre.
Lebih menyedihkan karena antrean akan semakin panjang setiap tahunnya. Bahkan ada daerah yang panjang antrean nya hingga 40 tahun.
Jika demikian adanya, terus kapan saya akan bisa berhaji?
Usia saya sekarang sudah 50 tahun. Haruskah saya berhaji ketika usia saya sudah berjumlah 90? Semoga usia saya sampai segitu. Bagaimana jika tidak? Haruskah membuang hasrat untuk menemui Tuhan di Rumah Sucinya?
Sampai saat ini, akhirnya saya belum juga daftar haji. Karena kegamangan usia tersebut.