Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Sikap Instan PSSI Selalu Menggelikan

Diperbarui: 21 Juni 2020   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Bola bukan sekadar dunia selebar lapangan. Tapi, selalu saja persoalan demi persoalan muncul karena menganggap bola hanya sekadar dunia kecil dan cuma selebar lapangan. 

Gus Dur dalam tulisan tulisannya tentang bola selalu enak dibaca. Demikian juga tulisan tulisan tentang bola yang ditulis oleh Shindunata. Karena dua penulis tentang bola ini bukan orang cupet pikiran. Bukan orang yang melihat bola hanya sekadar permainan sebelas orang melawan sebelas musuhnya. 

Dan seharusnya, PSSI belajar melihat bola dari dua orang yang tak pernah main bola secara profesional tapi benar-benar paham tentang dunia bola hingga ke inti intinya tersebut. Sehingga persoalan bola tak bergulir seperti gelombang laut yang tak ada ujungnya tersebut. 

Bola itu budaya. Tak ada keberhasilan yang dibangun secara instan dalam dunia persepakbolaan. Harus ada rangkaian panjang nilai nilai yang ditanam.

Bukan hanya ditanam di dada para pemain, tapi juga di dada para suporternya. Bahkan di dada setiap insan di negeri ini. Sehingga, tak ada lagi, orang atau bahkan pengurus PSSI yang matanya hanya mampu melihat selebar lapangan bola. 

Tak ada budaya instan. Dan tak ada budaya yang mampu tersepikan hanya dalam kesendirian. Nilai nilai dalam budaya itu saling berkait dan saling menguatkan. 

Bola juga mengandung nilai nilai itu. Nilai kerja keras, misalnya.  Bermain bola bukan cuma keinginan sesaat kemudian menjadi jago. Mereka adalah pekerja keras dari dini. Mereka mengorbankan masa masa bermain seperti temannya demi sebuah cita-cita. 

Nilai disiplin. Nilai tanggung jawab. Nilai kebersamaan. Dan nilai ketangguhan dalam menghadapi tantangan. 

Bola juga harus akrab dengan teknologi. Jangan anti teknologi. Ini jelas perlu kebijakan yang tepat. 

Tahun 90-an, waktu masih kuliah, ada salah satu dosen penggemar bola yang kemudian apatis terhadap kondisi pesebakbolaan nasional yang dirundung kekalahan setiap bertanding. Bagaimana tak kalah jika mereka diurus secara instan, bahkan jatah telor satu biji pun tinggal separuh karena dikorupsi? Demikian kira kira kata dosenku tersebut. 

Saya berharap, suatu saat akan ada perubahan di PSSI.  Tapi, hingga kini belum berubah juga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline