Hari ini anak saya tepat memasuki usia paling membahagiakan. Ya, dia 17 tahun. Itu berita gembira. Jelas. Sedihnya, berarti bapaknya sudah semakin tua. Dan belum berbuat apa-apa.
Kami tinggal di Chandra Baru. Kelurahan Jatirahayu. Pondok Melati, Bekasi. Tak jauh dengan gedung kecamatan yang masih satu kompleks. Kecamatan Pondok Melati ada di Chandra lama.
Setiap hari, ketika pulang selalu melewati jalan depan kecamatan. Tapi, pernah masuk, hanya waktu bikin eKTP. Lebih dari lima tahun yang lalu.
Hari ini kembali memasuki gedung kecamatan tersebut. Tak jauh beda dengan lima tahun yang lalu.
Pelayanan tak ribet. Setelah didata, anak saya langsung foto dan beberapa kegiatan lain nya.
Pada saat anak saya foto itulah, saya menunggu di ruang tunggu. Mungkin karena hari Sabtu, ruang tunggunya kosong. Hanya ada tiga orang yang datang bersamaan dengan kedatangan ku.
Waktu aku mau buka HP untuk mengisi waktu luang, saya dikejutkan oleh fenomena cukup langka di negeri ini. Di ruang tunggu Kecamatan Pondok Melati, Bekasi, ternyata dilengkapi perpustakaan kecil. Terlihat beberapa buku agak berantakan. Bukti bahwa buku itu memang belum lama ada yang membacanya.
Baru kali ini ada ruang tunggu di ruang publik yang menyediakan perpustakaan mini. Sehingga bisa membantu orang menambah ilmu saat harus menunggu sesuatu.
Seandainya lebih banyak lagi, kantor kantor pemerintah, terutama yang menjadi tempat pelayanan publik menyediakan buku buku bermutu di perpustakaan mini di ruang tunggu nya, pasti problem ketertinggalan literasi di negeri ini akan teratasi.
Ruang tunggu rumah sakit ada perpustakaan. Ruang tunggu samsat ada perpustakaan. Ruang tunggu bayar PBB ada perpustakaan. Ruang tunggu selalu hadir dengan perpustakaan kecilnya.
Tapi semua itu baru mimpi. Jangan kan ruang tunggu publik, ada perpustakaan kecil nya, sekolah sekolah saja masih dapat dihitung, berapa biji yang memiliki perpustakaan.