Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Tak Mungkin Nadiem Menjabat 5 Tahun

Diperbarui: 31 Oktober 2019   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). |Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Kabinet memang seharusnya lima tahun. Walaupun lima tahun juga terlalu cepat untuk usia Menteri Pendidikan. 

Pada Kabinet Kerja tahun 2014-2019 lalu, tercatat dua nama yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Anies Baswedan yang menjabat selama dua tahun dan Muhadjir Effendy selama tiga tahun. 

Usia dua tahun dan tiga tahun memang tak ada apa-apanya. Pendidikan tetap amburadul dan masih belum menemukan wujudnya yang paling baik. Apa yang sudah dikerjakan Anies selama dua tahun? Tak ada. Apa yang sudah dilakukan Muhadjir Effendy? Tak ada.

Tadinya saya pikir, Jokowi akan meneruskan bangku Mendikbud untuk Muhadjir yang notabene representasi Muhamadiyah. Jika Muhadjir meneruskan duduk di kursi itu, kemungkinan akan ada kenangan yang bisa diberikan Muhadjir pada dunia pendidikan. 

Namun, sejarah sudah ditoreh. Muhadjir harus naik satu tingkat menjadi Menko, walaupun perannya menjadi kurang atau bahkan tak jelas. Sehingga tak usah mengandai-andai lagi.

Menteri Pendidikan yang sudah ada di depan kita adalah Nadiem Makarim. Mantan pendiri dan bos Gojek. Keberhasilan Gojek sepertinya menarik perhatian Jokowi yang selalu tak puas dengan kebiasaan yang mandeg dan berjalan biasa saja. 

Jokowi berharap ada perubahan yang signifikan di Kementerian Pendidikan, yang saat ini mendapat kembali limpahan perguruan tinggi setelah lima tahun berpisah, bersama anak muda penuh pemikiran ke depan tersebut.

Sebagai seorang guru yang sudah hampir 30 tahun berkecimpung dalam dunia pendidikan, saya merasa yakin bahwa persoalan pendidikan memang sudah cukup parah di negeri ini.

Pendidikan bukan lagi sebagai inspirasi anak-anak muda untuk menghadapi masa depan yang kian tak menentu. Pendidikan justru sudah menjadi beban masa lalu bagi para penerus bangsa ini, sehingga mereka dapat dipastikan akan memikul kegagalan pada kehidupannya di masa depan.

Pendidikan dikelola dengan jalan yang tak jelas. Ini yang terlihat di tingkat kementerian. Pasti akan lebih parah pendidikan yang ada di daerah-daerah. 

Maka tak usah heran jika di kementerian sudah ribut dengan Kurikulum 2013, maka masih banyak sekolah dasar yang jangankan sudah memberlakukan kurikulum 2013 bahkan Kurikulum 2006 saja belum pernah dengar. Sekolah pelosok itu masih setia dengan Kurikulum 1994.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline