Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Asiknya Pulang Kampung

Diperbarui: 2 Juni 2019   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa masa sekolah dulu

Ah,  generasi kita memang generasi setengah kota. 

Sejak kecil kita habiskan hari hari di kampung.   Ke sawah,  ke kali,  ke hutan.  Semua itu kita lalui penuh kenangan.  Dan kita titipkan separuh hidup di kampung.  Lukisan indah di benak yang tidak akan lekang oleh waktu. 

Mudik alias pulang kampung adalah sebuah perjalanan menilik sejarah masa kecil.   Masa indah yang selalu mengundang kita untuk pulang, pulang, dan pulang. 

Dan ada rumah paling purba bagi manusia.  Ibu. Ya  ibulah rumah kita paling asal.  Karena 9 bulan kita menikmati kehangatan tiada tara. 

Kembali ke ibu,  adalah kembali ke setiap asal sejarah.  Kembali ke ibu adalah kerinduan tiada ujung. 

Adakah yang lebih membahagia melebihi pulang kampung? 

Tak ada.  Makanya,  semacet apa pun tuh jalan,  akan kita lewati dengan perjuangan tanpa lelah.   Seberat apa pun perjalanan,  bayangan sungai, sawah, hutan,  dan ibu,  akan terus menjadi pengobat nya. 

Macet memang lumayan melelahkan.   Tapi,  dalam kemacetan, kadang kita dapat saudara saudara baru.  Kita semakin menyadari jika hidup ini memang terlalu sempit untuk menyendiri. 

Selama ini,  keluarga kita sendiri sering tak bisa bersama.   Dalam perjalanan pulang kampung kita bisa satu mobil.  Bisa saling cerita.  Bisa saling canda.  Bahkan anakku yg kecil pun sempat kan memijit punggung ku karena takut ayahnya kecapean nyetir.   Suatu yang sulit untuk didapatkan di rumah. 

Anak ku yang pertama suka menyanyi.  Sepanjang jalan kudengar suara merdunya.  Menyegarkan supir mobil. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline