Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Pemain Muda Terlalu Manja?

Diperbarui: 25 Mei 2019   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Siapa sih yang dapat melupakan para legendawan bulutangkis kita? 

Rudi Hartono,  Liem Swie King,  Cristian,  Icuk,  Alan,  Susi dan masih banyak lagi.  Mereka lah para legenda bulutangkis kita.   Mereka lah yang membuat bulutangkis kita jaya. 

Lalu,  kenapa sekarang beda? 

Kabar nya,  para legenda bulutangkis tersebut memiliki mental tangguh.   Bukan hanya dalam bertanding yang tampak ngotot dan enggan kalah, sehingga energi menjadi bertambah berlipat-lipat dari yang sebetulnya dimiliki.   Akan tetapi juga dalam hal latihan.  Kabarnya,  para legenda itu tak pernah latihan sesuai dengan jadwal latihan.   Mereka selalu menambah jam latihan sendiri. 

Itulah mereka para legenda.   Sehingga kita juga merasa jika mereka itu memiliki banyak kelebihan yang sering di luar perkiraan. 

Sedangkan,  generasi baru dalam bulutangkis,  sering tampil menyedihkan.   Bukan hanya tidak konsisten,  tapi juga seperti penampilan anak manja.   Bukan pemilik mental baja yang enggan kalah apalagi untuk menyerah.   

Bahkan sempat tersebar isu kemanjaan para pemain muda.   Mereka enggan menambah latihan sendiri sebagai mana pernah dilakukan oleh para seniornya yang melegenda. 

Maka,  ketika piala Sudirman enggan balik ke rumah asal nya di negeri ini menjadi sesuatu yang wajar.   Tak mungkin anak anak manja itu bisa mengalahkan pemain pemain dari Jepang dan dari Cina yang setiap tampil selalu terlihat kengototannya.   Seperti perjuangan terakhir untuk tidak kalah apalagi menyerah. 

Kebanggaan terhadap bulutangkis seperti nya sudah mulai luntur pada generasi muda kita.   Anak anak sekolah yang dulu zaman ku selalu bolos untuk nonton bulutangkis nya Swie King,  sekarang tak ada lagi. 

Bahkan anak anak banyak yang tak kenal nama para pemain bulutangkis.  Seperti tak peduli karena sudah terlalu lama tak berprestasi. 

Semoga anak anak muda itu tak manja lagi.   Karena prestasi tak mungkin diperolah oleh para manjaer.   Prestasi hanya akan diambil oleh para pejuang sejati.   Pemilik mental baja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline