Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Mengucap "Selamat Waisak", Tidak Jadi Kafir

Diperbarui: 18 Mei 2019   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kegairahan beragama baik.  Sangat baik.  Asal dengan Koridor yang jelas.  Jangan sampai kegairahan beragama justru menimbulkan ketidakselarssan hidup bersama. 

Mengucapkan selamat kepada pemeluk agama lain harusnya menjadi hal wajar ketika hidup kita di sebuah negeri yang majemuk.  Pe meluk agama Islam mengucap selamat Natal menjadi wajar.   Orang Kristen mengucap selamat hari Waisak kepada umat Budha juga sangat lumrah. 

Ucapan selamat hanyalah sebuah ekspresi penghormatan kepada yang lain yang kebetulan ada di sekitar kita yang juga adalah kita.   Saling menghormati sekaligus saling menyayangi. 

Islam di NTT jelas minoritas.  Seperti orang Kristen di Bali.  Maka,  upaya pembangkitan rasa mayoritas dan minoritas harus dihilangkan.   Kita sesama warga negara.   Sehingga, pada saat bernegara, diksi yang kita pergunakan bukan lagi umat tetapi warga. 

Besok, pada hari Minggu akan diadakan peringatan Waisak di Borobudur.   Sudah selayaknya, umat lain mengucap ucapan selamat kepada umat Budha sebagai sesama warga negri yang kita cintai ini. 

Kita hidup dalam keberagaman.  Tak bisa dipungkiri.  Maka,  saling menghormati harus menjadi aspek kehidupan kita. 

Selama ini,  keberagaman sering sekali rentan menjadi hitungan angka.  Jumlah umat menjadi kebanggaan.   Sehingga terkadang masih ada upaya memengaruhi pemeluk agama lain untuk pindah ke agama nya. 

Jika orang beragama lain masuk agama kita, terus kita bersorak.   Ketika ada orang agama kita berpindah ke agama lain, terus kita UTing uringan.  Seolah olah agama adalah angka.  Sebaiknya diakhiri.   Mari kita tingkatkan kualitas beragama masing-masing tanpa harus melakukan sikap mendua. 

Baru baru ini terbaca berita penolakan warga terhadap kehadiran tempat ibadah agama Hindu di Bekasi.   Kenapa tidak kita persilakan?   Sehingga umat Islam atau Kristen juga akan diterima dengan baik jika ingin mendirikan tempat ibadah di Bali? 

Ya,  mari kita jaga kebersamaan hidup kita.  Selamat Memperingati Hari Waisak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline