Sial bener. Baru mulai ngajar udah ada telepon masuk. Nomor tidak dikenal. Aku permisi dulu sama anak muridku keluar ruangan untuk menerima telepon.
Terkadang aku lupakan kalau ada nomor tak dikenal masuk. Paling penipuan, pikirku setiap menerima panggilan dari nomor tak dikenal. Hanya saja, suka takut ada info penting dari keluarga yang sudah ganti nomor baru.
Menjengkelkan.
Ternyata lebih sering panggilan dari nomor tak dikenal itu datang dari sales kartu kredit. Ngomong nya sopan, tapi tetap saja bikin kesel karena mengganggu orang lagi asyik asik nya ngajar. Kegiatan apa pun kalau lagi seru serunya terus diganggu, pasti ngeselin.
Terus kepikiran, dari mana mereka tahu nomorku. Sudah lama banget. Tapi tetap mentok.
Kemarin harian cetak Kompas memuat reportase tentang jual beli data pribadi. Wah, berarti data pribadi saya sudah dijual belikan.
Gawat juga.
Harus ada aturan hukum. Jika hal ini terus terjadi, bisa jadi akan menjadi awal munculnya kejahatan.
Tapi DPR baru ya? Mau gak mereka bikin UU. Atau males kaya para pendahulunya?
Semoga beda.