Kata kata penuh amarah para pimpinan FPI sering membuat masyarakat kurang simpatik terhadap organisasi ini. Mengaku sebagai organisasi kemasyarakatan Islam, akan tetapi kata kata yang keluar dari mulut mereka, membuat banyak orang terperangah.
Tak bisa dipungkiri, organisasi ini juga sering memberikan bantuan. Setiap ada bencana dapat dipastikan hadir juga di sana pasukan dengan seragam bertuliskan FPI.
Permainan politik seharusnya bukan ranah organisasi kemasyarakatan. Akan tetapi, ketua umum FPI sendiri terusir dari negeri ini karena libatan masalah politik. Tentunya tidak murni politik, karena ada persoalan lain yang juga menjadi tuduhan terhadap nya.
Petisi pembubaran FPI sudah melebihi angka seratus ribu. Walau sering dibantah dengan mengatakan bahwa orang yang mencintai FPI lebih banyak, akan tetapi persoalan tak akan selesai hanya dengan bantahan. Petisi harus dihadapi dengan arif. Karena jumlah ratusan ribu dalam sebuah petisi sudah dapat dikatakan sangat banyak.
Apalagi jika membandingkan petisi pembubaran atau tidak diperpanjang izin FPI sebagaimana dikemukakan HNW dengan pembubaran OPM. Logika yang sama sekali tidak nyambung.
Jika FPI bisa mengubah sikap nya selama ini, saya rasa masyarakat tidak keberatan FPI tetap eksis di negeri ini. Akan tetapi jika FPI dalam syiar Islam masih juga menerobos hukum positif di negeri ini, maka tak perlu izin itu diperpanjang.
Apalagi jika FPI semakin tergiur bermain politik, maka sebaik FPI berubah kelamin menjadi partai politik. Agak kehidupan politik juga lebih sehat.
Silakan pilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H