Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Cerpen | Kopi Pagi

Diperbarui: 17 Oktober 2018   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bujubuneng.  Kampret langsung menyemburkan kopi yang hendak diminumnya.

"Asih, kok pahit banget kopinya!" Teriak Kampret pada istrinya.

"Gula abis!" Balas Asih tak kalah kencangnya.

Udah dua hari Kampret gak narik angkot. Badannya agak nggreges. Masa iya cari duit juga padahal sakit.

Tapi akibatnya begini. Gula gak kebeli. Kopi gak ada manis manisnya.

"Pakai susu, ngapa?" Kata Kampret.

"Sini, bang!"teriak Asih.

Kampret masuk. Asih, bininya udah buka kutang. Anak anak juga udah berangkat sekolah.

"Ah, cuman ini yang bisa dinikmati," gumam Kampret yang tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

Kampret tahu. Anaknya sudah 3. Hidup makin berat aja. Tapi, orang miskin kaya dirinya emang gak punya banyak pilihan hiburan. Berat diongkos.

Hiburan paling murah ya begini ini. Terus ntar mbrojol lagi. Terus tambah beban lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline