Malam larut. Meninggalkan rasa dingin yang menusuk.
Tari, bukan nama sebenarnya, masih terus terjaga. Tugasnya untuk menyiapkan teh hangat sudah dilakukan dari tadi. Sekarang sudah dingin.
Tari mengganti dengan teh hangat baru. Tapi sampai dingin kembali tuh teh, belum juga dia keluar.
Tari, baru beberapa hari bekerja di rumah bu Imah. Perempuan sepuh yang hidup sendiri. Suami sudah meninggal. Dan dari 5 kali pernikahan nya, tak satupun yang memberikan celoteh anak.
Bu Imah hidup sendiri. Dari tabungan yang sudah lama dipersiapkan.
Tari menganggap kehidupan bu Imah biasa biasa saja. Pagi makan bubur, membaca buku, terus jam sepuluh minum teh, dan seterusnya.
Hanya satu yang belum bisa dipahami Tari. Setiap malam jumat, bu Imah selalu masuk kamar khusus yang ada di bagian tengah rumahnya.
Pernah Tari masuk ke kamar itu. Tak ada tempat tidur. Yang ada justru kolam kecil, berukuran 2 kali 2 meter.
Di kolam itulah, Bu Imah berendam pada setiap malam jumat. Dan Tari menunggu di luar sambil menyiapkan teh hangat yang akan diminum Bu Imah setiap 2 jam sekali.
Kali ini, bu Imah tidak sekali pun keluar kamar itu. Beberapa kali teh menjadi dingin karena tak sempat diminumnya.
Sempat ada suara bisik dari dalam kamar. Lalu sunyi hingga kini.