Biarlah rakyat yang menilai. Tak usah ada yang mencoba mencari keuntungan diri sendiri. Maka semuanya menjadi indah.
Presiden Jokowi pasti tulus memperjuangkan perubahan nasib rakyatnya. Pemimpin yang baik, akan merasa senang jika rakyatnya senang. Dan pemimpin yang baik, akan merasa sedih di saat rakyatnya sedih.
Salah satu upayanya adalah memberikan sertifikat. Sertifikat sangat dibutuhkan sebagai sebuah legalitas kepemilikan. Dan sertfikat kepemilikan akan menjadi modal ekonomi jika mereka hendak memanfaatkannya secara ekonomis.
Dan seperti biasa.
Selalu ada anak buah yang pengin bapaknya senang. Lalu menghalalkan segala cara. Lalu ketulusan yang putih menjadi tercoreng karena kepentingan yang norak.
Seharusnya, ketulusan Presiden Jokowi kita jaga. Biarlah rakyat yang menilainya. Rakyat sudah bisa menilai kok. Tak usahlah pakai-pakai foto presiden segala di balik pemberian sertifikat. Tak usah. Buang saja tuh foto. Mengotori ketulusan yang punya foto.
Sofyan Jalil harus bertanggung jawab. Kalau perlu pecat saja. Ngotor-ngotori ketulusan presiden. Kalau memang inisiatif dari dia. Atau siapa saja yang menjadi otak pencantuman foto presiden.
Tulus saja lah.
Ketulusan lebih dari segalanya. Apalagi cuma foto. Ngotor-ngotorin ketulusan doang.