Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Guru dan Kekerasan di Sekolah

Diperbarui: 1 Desember 2017   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pri

Masih banyak guru yang memiliki pemahaman salah.  Bahkan dalam beberapa tulisan di wa grup, guru begitu bangga menghajar konsep dan penerapan HAM atau penerapan pendidikan tanpa kekerasan.  Bahkan ada guru yang salah memahami hadis nabi tentang pendidikan dan kekerasan.  

Parah?

Ya.  Bagi saya ini sangat parah.  Guru harusnya mau bergulat dengan perubahan zaman.  Bukan terkungkung pada pendidikan yang dilewatinya di masa lalu.  Guru harus menjadi penyuluh zaman.  Mampu menerangi zaman.  Bukan berupaya mengembalikan zaman pada masa lalu.

Masih banyak guru yang menganggap bahwa kekerasanlah yang akan membuat seseorang berhasil.  Kekarasan yang akan membuat seorang anak tahan mental dan tahan banting dalam menghadapi kehidupannya.  Dan mereka rata-rata merasa bahwa keberhasilan dirinya adalah dan tak lain karena sikap keras guru-gurunya dulu saat mengajarnya.

Lalu mereka tak mau berubah dari pemahaman yang salah itu.

Ketika pada saat ini, kekerasan di sekolah benar-benar dilarang, mereka, para guru yang gemar kekerasan, seperti sedang ditidakbolehkan mendidik. Karena, dalam otak mereka, mendidik itu memang harus dengan kekerasan.  Mereka mengeluh karena polah anak-anak sudah keterlaluan, di sisi lain, mereka tak lagi dibenarkan menggunakan kekerasan.

Guru-guru itu seperti kehilangan kekuatannya.

Sudah saatnya guru-guru mengubah cara berpikir.  Janganlah terus-terusan menganggap bahwa keberhasilan pendidikan seseorang karena kekerasan yang dihadapinya setiap hari di sekolah.  Jangan terus-terusan menganggap bahwa keberhasilannya adalah karena kekerasan gurunya.

Mari kita pahami bahwa pendidikan bisa mencapai keberhasilan dengan tanpa kekerasan sama sekali.  Mari kita hormati jiwa-jiwa muda yang akan mengawal republik ini.  Mari kita berikan yang terbaik untuk mereka.

Mari kita masuki dunia mereka.  Bukan memaksa mereka memasuki dunia kita.  Sebuah dunia yang sudah jelas kedaluwarsa.

Siap, gak siap, kita, sebagai guru harus berubah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline