Mendadak diumumkan kalau besok akan dilaksanakan peringatan Hari Kartini. Pengurus OSIS langsung dikumpulkan. Lalu diberi pengarahan bahwa besok akan dilaksanakan acara peringatan Hari Kartini. Anak-anak OSIS itu langsung melongo.
Kalau ingin melihat Indonesia, maka lihatlah anak di sekolah itu. Ada betulnya juga. Anak-anak OSIS yang seharusnya diajari tentang pengorganisasian sebuah acara mendadak dibuat kalang kabut dengan model dadak-mendadak dalam mengadakan sebuah moment. Anak-anak itu, dengan tanpa disadari oleh kedua pihak, sedang belajar organisasi bobrok.
Kenapa acara seperti peringatan Hari Kartini tidak diagendakan dengan baik?
Tak pernah selesai. Banyak kok kegiatan di sekolah yang dilaksanakan model dadakan. Sehingga setiap kesalahan yang muncul dalam kegiatan harus dimaklumi. Akan tetapi, anehnya, hampir semua kegiatan dilaksanakan seperti itu terus. Seakan tak pernah ada kajian.
Pasti besok berantakan.
Kalau demikian sih sudah banyak contohnya di negeri ini. Bagaimana mungkin pembangunan selama setahun selalu dilaksanakan dadakan cuma dua bulan yaitu di bulan November dan Desember? Karena manusia-manusia di negeri ini tak belajar dari sebuah kesalahan. Yang ada di otaknya selalu tentang apa yang bisa didapat oleh dirinya. Jadi, jangan tanya tentang seberapa banyak koruptor dan calon-calon koruptor. Jawaban akan mencengangkan.
Beberapa kali Diah protes dengan pihak pimpinan sekolah. Diah ingin agar setiap program yang dilakukan oleh sekolah direncanakan dengan baik. Kegiatan yang direncanakan dengan baik saja belum tentu akan menghasilkan yang terbaik, maka sudah dapat dipastikan kalau kegiatan yang perencanaannya buruk sudah pasti akan menghasilkan berbabagi macam keburukan.
Tapi tak pernah ada perubahan. Mungkin terlalu banyak yang diuntungkan. Seperti negeri ini yang tak diurus dengan baik karena terlalu banyak yang mencari sesuap nasi dan sebuah mobil mercy.
"Bu Diah jadi kordinator lomba ya?" kata Bu Magda.
Agak enggan. Karena nanti pasti akan muncul banyak masalah. Namiriun, kalau tidak mau juga akan diserbu dengan sindiran "egois"-lah, "sok ngatur"-lah dan teman-temannya.
"Ya udah," jawab Diah.