Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

3 Hati dalam Gelas (21)

Diperbarui: 1 April 2016   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan itu yang paling ditakuti Diah.  Pertanyaan yang selalu menjadi teror bagi hari-hari Diah.  Kenapa harus ada pertanyaan seperti itu? 

Kenapa orang lebih suka pertanyaan tentang perkawinan?  Bukankah perkawinan merupakan persoalan yang bersifat pribadi?

Tapi inilah Indonesia.

Di negeri ini, usia perempuan lajang sepertinya dibatasi hanya sampai 25 tahun.  Berani melebihi usia normal, maka akan segera datang aneka cibiran.  Dan Diah sudah lebih dari itu.  Bahkan lebihannya tak bisa dihitung dengan jari tangan yang hanya ada sepuluh itu.  Hari-hari pun akan menjadi sebuah teror.

Di Jakarta masih mending.  Tak banyak orang yang masih terkungkung dengan hal-hal begituan.  Sekarang Diah ada di kota kecil, bahkan bisa juga disebut sebagai kampung nan udik.  Sehingga Diah memang harus siap kuping siap malu menghadapi pertanyaan seperti itu.

Diah hanya tersenyum.

"Sama anak juga?" tanya ibu itu lagi.

Sialan, bisik hati Diah.  Perempuan ini sepertinya memiliki mulut comel.  Tak bisa ditutup kalau tak digampar.  Muka Diah sudah berubah semu merah.

Untung iqomat dikumandangkan.  Diah diselamatkan dari pertanyaan teror tersebut.  Tapi, sampai kapan?  Bagaimana kalau seusai salat, perempuan itu menanyakan lagi hal itu?

Diah cepat bergegas seusai salat.  Diah tak mau dipermalukan di depan orang banyak.

"Fra, siapa sih ibu-ibu yang rambutnya agak kusut itu?" tanya Diah sesampainya di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline