Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

2019, Nyoblos Apa?

Diperbarui: 18 Februari 2016   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partainya gendeng semua.  Masalah "papa minta saham" bikin gue enek banget sama partai Golkar, Gerindra, dan PPP.  Terus, masalah revisi UU KPK, muak banget rasenye sama PDIP, PKB, PPP, Golkar, Hanura, Nasdem, dan PAN.  Sama Demokrat udah gedek waktu pengesahan UU MD3.

Terus mau nyoblos apa nanti di 2019?

Inilah persoalan.  Gak ada partai yang bener.  Gak ada partai yang aspiratif.  Semua partai cuma mikirin kepentingannya sendiri.  Semua partai cuma tahu maunya ketua umum.  Gak ada rakyat.  Jadi gak bakalan nyambung terus-terusan antara wakil rakyat dengan kemauan rakyat yang diwakilinya.

Orang-orang yang baik justru lebih banyak tersingkir.  Orang-orang yang baik atau agak baik gak punya peran apa-apa.  Cuma sebagai figuran belaka.  

Pusing juga hidup di negeri ini.  Pengin rasanya ngikuti imbauan untuk tidak mencoblos partai yang mendukung revisi UU KPK.  Tapi, mau nyoblos yang mana dong?  Yang menolak juga sama saja moralitasnya.  Penolakan mereka cuma itung-itungan politis belaka.

Golput?

Pengin banget gak golput.  Pengin banget untuk ikut berpartisipasi mebangun negeri ini. Walau satu suara tapi kan pasti berharga.  Paling tidak untuk menghalangi para bajingan memimpin negeri ini.  Tapi, kalau milih yang ada juga ular sama buaya.  Pusiiiiiiiing, deh!

Partai di negeri ini memang perlu direformasi.  Saya berharap kisruh Golkar bisa menjadikan Golkar baik.  Golkar bisa memunculkan pemimpin yang bisa ikut membangun negeri ini.  Selama ini, dalam benak saya, di dalam Golkar cuma terdapat gerombolan para pencari kesenangan.  Apa masih ada yang baik?

Jika munaslub diselenggarakan dengan aturan yang baik, insya Allah aikan maskan muncul pemimpin Golkar yang hebat, bukan pemimpin Golkar yang kebanyaken gizi dari korupsi.

Berharap pada PPP yang masih kisruh, janganlah.  Karena hanya akan kecewa berat.  Masih akan saling gugat.  Sampai mereka benar-benar terlaknat.

Apalagi PDI.  Sudah terlalu sering kita dikecewakan oleh PDI.  Sebaiknya dijadikan masa lalu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline