Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Tahun Depan Tak Ada UN Lagi

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keputusan Mendikbud melegakan.  Walau belum memuaskan.  Kenapa UN tidak dijadikan faktor kelulusan?  Keputusan setengah hati.  Karena UN memang jelas-jelas tak ada manfaatnya.  Maka sebaiknya UN ditiadakan saja.  Kalau sudah ditiadakan, barulah Mendikbud lebih hebat dari meneteri-menteri pendahulunya.

UN pasti membelenggu banyak pihak.  Karena semua orang ingin nilai UN bagus.  Bisa meneruskan ke sekolah yang lebih baik, bagi siswa.  Juga bisa melanggengkan kekuasaan, bagi penguasa.  Maka, jangan heran kalau kunci jawaban masih terus berseliweran ditengah teriakan-teriakan membisingkan tentang kejujuran.

Maka, saya berharap tahun depan sudah tak ada UN lagi.  Semua tahu kok, pendidikan kita masih rendah.  Bagaimana tak rendah, mutu gurunya juga rendah.  Sarana prasarananya juga banyak yang tak layak untuk disebut sebagi pendidikan bagus.

Sarana dan prasaran perbaiki.  Tapi bukan UPS lho.  Kalau UPS sih gagasan manusia ngaco di Kebon Sirih.  Kalau srana prasaran sudah berstandar, pasti hasil pendidikan akan lebih baik.  Walau belum maksimal.

Terus?

Gurunya juga harus terus dilatih dan diberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuannya.  Guru yang pinter akan menjadikan anak bodoh menjadi pinter.  Sedangkan guru yang bodoh hanya akan membuat anak pinter sekalipun menjadi bodoh.

Apalagi?

Kepemimpinan di sekolah harus ditata ulang.  Kepala sekolah jangan cuma plonga-plongo.  Pengawas sekolah jangan hanya minta jatah uang ke sekolah.  Pilih kepala sekolah dan pengawas yang mumpuni.  Kenapa kepala sekolah dan pengawas yang plonga-plongo?  Karena perekrutannya hanya berdasarkan setoran uang atau dukungan politik.  Percaya?  Coba lihat saja hasil uji kompetensi yang baru beberapa waktu lalu dilakukan kementerian.

Stop kekerasan pada anak melalui UN.  Beri tantangan melalui pembelajaran yang menggairahkan dan mengasikan.  Guru pasti bisa.  Asal dipercaya.  Dan diberi pelatihan yang menginspirasi bukan pelatihan membuat RPP yang sangat-sangat-sangat membosankan itu.

Mendikbud yang inspiratif harus mampu menjadikan guru-guru inspiratif.  Guru-guru inspiratif akan mampu melahirkan murid-murid yang inspiratif.

Gampang kan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline