Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Seekor Anjing dan Seorang Nenek Pengemis

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di taman.  Malam penuh.  Bulan merah darah.  Tinggal separuh.  Ada dua bangku.  Saling berhadapan.  Seperti sedang bercakap.  Dalam bisu.

Seorang nenek datang.  Mengelilingi taman.  Lalu duduk di bangku sebelah kanan.  Bajunya sudah menunjukkan kalau dia memang pengemis.  Wajahnya terlihat penuh beban kehidupan.  Matanya sayu.  Terpejam.

Terdengar dengkurnya.

Darang seekor anjing.  Yang juga lusuh.  Mungkin dia juga anjing pengemis.  Berputar-putar di taman itu.  Lalu duduk di bangku sebelah kiri.  Merebahkan badannya.  Lalu terpejam matanya.  Terdengar dengkur.

Malam terus berlari.  Terlihat dari bulan yang semakin condong.  Lalu bersembunyi di balik pohon taman.

Pengemis terbangun.

PENGEMIS : Haaaaahhhhhhh....!

Berjalan mendekati  anjing yang tertidur pulas.  Mengelusnya.  Anjing terbangun.

ANJING :  Guk....Guk.....Guk....!

Seakan sebuah salam perkenalan.  Nenek pengemis terus mengelusnya.  Dan anjing itu berhenti menggonggong sambil menikmati setiap usapan nenek pengemis.  Seperti anak yang menikmati kasih sayang ibunya yang sudah lama pergi menjadi TKW.

PENGEMIS : Aku yang kemarin melempar dua orang botak yang sering mangku intel.  Sebetulnya, mereka berdua memang bukan intel tapi selalu mengaku intel.  Hanya untuk menakut-nakuti kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline