Saya tidak setuju dengan kekerasan yang dikobarkan Osama. Juga kekerasan yang dilakukan oleh Obama. Jelasnya, saya adalah salah satu penduduk dunia yang tak setuju kekerasa.
Tapi, aku setuju dengan perjuangan Osama untuk keadilan dunia. Ketidakadilanlah yang menjadi pemicu segala macam kekerasan. Karena ketidakadilan memang kekerasan juga tapi dilakukan secara halus, dilakukan oleh yang kuat terhadap yang lemah.
Maka tak mungkin berpengaruh kepada keamanan dunia saat Osama telah dilautkan oleh Obama. Tak mungkin dunia mendadak sontak aman saat Osama menemui Yang Maha Kuasa.
Kalau AS hanya memburu Osama tanpa mengaca diri atas ketidakadilan yang dilakukannya selama ini. Negara-negara maju juga tak pernah rela melihat tetangganya agak kenyang sdikit saja. Seakan mereka yang telah ditakdirkan kaya dan orang-orang di negara miskin juga sudah ditakdirkan-Nya. Maka akan muncul Osama-Osama muda. Osama-Osama yang frustasi melihat ketidakadilan bersliweran di depan mata.
Jika AS ingin menjauhkan ketidakdilan maka akan aman dunia. Maka tak laku Osama pidato sebagus apa pun. Tak akan ada anak muda frustasi yang rela bunuh diri.
Bukan hanya di dunia. Frustasi atas ketidakadilan juga meruyak di negeri ini. Maka Osama tak ada apa-apanya. Osama hanya lambang dari keberanian melawan ketidakadilan. Ketika kadilan menggantikan ketidakadilan maka tak ada perjuangan lagi. Tak ada bom lagi.
Mari kita mulai untuk bersikap adil karena keadilanlah yang menjadi kunci keamanan dunia. Bukan. Sekali lagi, bukan melautkan Osama maka dunia aman tapi keadilanlah yang akan melautkan siapa pun yang masih mengusung kekerasan di pundaknya.
Osama telah tiada. Tapi ketidakadilan masih di depan mata. Hatiku pun was-was akan bom yang bersemai dari ketidakadilan ini.
Semoga kita semua menyadarinya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H