Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Urug Citarum dengan Sampah

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sampah Citarum menumpuk?  Ah, biasa!  Tak ada yang menarik untuk diberitakan!  Hutan di hulu Citarum gundul dan mengkhawatirkan?  Berita basi!!!  Basi sekali!!!  Limbah pabrik dibuang seenaknya ke Citarum?  Ah, kemana aja lu?  Itu mah sudah dari dulu!!!

Kalau kita mengurusi yang biasa, yang basi, dan sesuatu yang sudah dari dulu begitu pasti tak ada hasilnya apa-apa.  Sampai kapan pun Citarum akan seperti ini terus: penuh sampah, limbah, dan sumber airnya mengering.

Buatlah sesuatu yang luar biasa.  Yang layak jadi berita!  Sehingga koran, majalah, dan televisi akan ramai-ramai memberitakannya.  Kalau semua media memberitakan Citarum, maka akan banyak yang peduli atau paling tidak melirik alias agak peduli.

Maka bikinlah sesuatu yang layak berita.

Apa?

Media tak akan tertarik dengan sesuatu yang baik.  Misalnya, masyarakat sadar akan kebersihan Citarum dan akhirnya ramai-ramai mengambil sampah di sepanjang aliran Citarum.  Basi ah!  Kata media.  Dan media kita memang lebih suka sesuatu yang memiliki nilai berita, biasanya yang negatif.  Atau yang sensasional.  Siapa yang gak gedek kalau semua televisi memberitakan tentang Norman dengan caiya-caiyanya.  Tapi karena ada sensasi di situ, maka berita pun mengalir deras.

Terus bagaimana?

Buatlah iring-iringan truk sampah dari Jakarta yang biasanya membuang sampah di Bantar Gebang ke sungai Citarum.  Ajak media untuk meliputnya.  Dan buanglah sampah itu ramai-ramai ke sungai Citarum.  Buat sedramatis mungkin.  Jangan kalah sama teroris yang membuat film dokumenter.  Maka kegiatan ini pun harus didokumentasikan dengan baik.

Dengan kekuatan media ini, maka saya pastikan.  Detik itu juga akan muncul dan mengalir simpati dan kutukan.  Simpati pada nasib Citarum.  Dan kutukan bagi pejabat yang menyuruh para sopir truk sampah membuang sampah-sampahnya ke Citarum.

Maka, mulai saat itu juga dunia akan sadar akan adanya sungai Citarum yang memang mulai gawat.  Sungai Citarum yang begitu banyak manfaatnya tapi kita sia-siakan begitu saja.

Siapa berani?  Saya yakin tak ada pejabat yang berani melaksanakan usul saya.  Kenapa?  Karena pikiran mereka biasa-biasa saja.  Jadi jangan suruh  mereka berpikir yang spektakuler seperti ini.  Eh, maaf kalau saya menyinggung para pejabat, karena mereka bukannya tak mau berpikir spektakuler, mikir aja nggak kok!  Kalau sungai Citarum begini terus ya wajar lah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline