Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Dendam Sang Jendral

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepontong senja dia panggul ke mana-mana
katanya, ia tak rela kalau ada yang memuji senja
padahal senja telah dibeli olehnya

Sepotong matahari ia lucuti
dan ditaruhnya rapi dalam laci
katanya, matahari itu tak boleh ada yang menikmatinya lagi
karena matahari sudah menjadi miliknya kini

Sepotong hari ia umpetin di sakunya
kalau ia tertawa, hari nongol-nongol dari dalam sakunya
seperti hendak minggat tapi mukanya malah lusuh
terbenani takut yang banyak bergelayut

Seorang jendral yang rakus
telah gila karena ambisinya
dan merasa segalanya milik pribadi
yang lain tak boleh ada lagi

Sekarang ia selalu tertawa
mengulum dendam yang ia sangka telah menjadi Tuhannya
disembah dan dipuja-puja

Entah sampai kapan.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline