Universitas Muhammadiyah Sukabumi dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2021 kelompok 22 mengembangkan Desa Sadar Wisata di Desa Sukatani Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.
Desa Sukatani saat ini mayoritas lingkungannya masih asri dan sangat kaya dengan sumber daya alamnya. Desa ini memiliki luas 1.754,5 Ha terdiri dari 3 Kedusunan, 4 RW dan 23 RT.
Kelompok 22 yang beranggotakan 10 orang dengan dosen pembimbing lapangan Bachtiar, M.Pd. Seluruh anggota kelompok telah menetap di Desa Sukatani sejak tanggal 21 Juli 2021 lalu. Anggota kelompok 22 merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi.
Ketua kelompok Ripki Palahudin menyampaikan bahwa “program berfokus pada pengembangan wisata maupun potensi wisata serta industri kreatif dan potensi industri kreatif. Program ini diharapkan dapat mengangkat dan meningkatkan potensi yang ada baik dari segi produk maupun potensi wisata, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat”.
Potensi lokal di wilayah Desa Sukatani sangat potensial dan memiliki peluang sebagai desa wisata yang maju bila dilaksanakan dan dikelola dengan baik. Desa Sukatani memiliki potensi dibidang pariwisata seperti pantai Cicaladi yang memiliki daya tarik tersendiri berupa pemandangan laut dan hamparan pasir putih yang dikelilingi pohon pandan laut yang begitu indah.
“Desa Sukatani memiliki potensi wisata pantai Cicaladi, namun ada beberapa kendala pada kami dalam mengembangkan pantai Cicaladi yaitu akses jalan menuju lokasi yang belum memadai dan lahan sengketa yang menjadi kendala utama” ujar H. Ijrop Pranoto selaku Kepala Desa Sukatani.
Tak hanya pada potensi pariwisata, desa Sukatani memiliki potensi pada industri kreatif. Masyarakat Desa Sukatani sebagian besar berprofesi sebagai petani gula yang membuat desa ini dikenal sebagai penghasil gula semut. Industri gula semut desa Sukatani dikelola oleh Gabugan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sukatani.
“Gula semut ini merupakan inovasi dari gula kelapa, kami memiliki beberapa hambatan dalam pemasaran produk disituasi pandemi saat ini. Desain kemasan yang kurang menarik dan belum adanya legalitas dari produk gula semut GAPOKTAN Sukatani sehingga belum mempunyai pasar” ujar Ruly Pramuly selaku Ketua GAPOKTAN Sukatani.
Pada tahun pertama KKN-T UMMI di Desa Sukatani ini, Universitas Muhammadiyah Sukabumi melalui kelompok 22 KKN-T melakukan pendampingan pada produk gula semut dalam mendapatkan perizinan Produksi Pangan Industi Rumah Tangga (PIRT). Kemudian, untuk mengembangkan potensi wisata pantai Cicaladi kelompok 22 KKN-T memperkenalkan pantai Cicaladi melalui video wisata dan artikel yang dipublikasikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI