Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Soleh

Mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta

Tokoh Wayang Kulit "Brahala"

Diperbarui: 3 Januari 2024   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Brahala" Karya : Sagio

Brahala termasuk dalam wayang yang berukuran khusus, karena akan disimping dipaling kiri pada simpingan kiri dalam pagelaran wayang. Brahala berwujud raksasa, posisi muka tumukul dengan bermata dua berbentuk kiyipan, hidung pelokan, mulut ngablak dengan gigi dan taring yang tajam bagaikan pisau. Brahala disumping banaspati yang dibentuk seperti sumping sorengpati dengan badan raksasa dan posisi kaki jangkahan brahala dengan menggunakan kain bermotif parang rusak. Rambutnya berupa api yang sedang menyala dan terurai sampai menyentuh kaki. Tangan kiri irasan dengan posisi  jari-jari mengepal. Pada bagian di atas muka tokoh ada penggambaran senjata cakra. Brahala berhias ular baik sebagai kalung, gelang, kelatbahu dan gelang kaki. Ada kalanya disela-sela rambut yang berbentuk api  menyala itu digambar dengan senjata, seperti trisula, keris, panah dan sebagainya. Brahala ditampilakn dengan muka dan tubuh hitam atau muka dan tubuh Gembleng.

Brahala merupakan tokoh jadian dari Batara Kresna pada Mahabarata atau Prabu Harjunasastra pada masa Ramayana. Ketika Batara Kresna yang merupakan titisan dari Wisnu itu marah dapat berubah menjadi raksasa yang besarnya hampir sama dengan tingginya bukit. Perubahan ini terjadi karena terjadi permasalahan yang membuat hatinya tersinggung dan akhirnya murka, Hal ini merupakan kesaktiannya. Apabila dibiarkan maka akan memusnahkan dunia, namun pada umumnya sebelum melakukan perusakan, para dewa mengingatkan agar tidak mengikuti kata hatinya, seperti Betara Kresna menjadi duta para Pandawa.

Pada zaman Ramayana hal seperti tersebut diatas pernah terjadi, namun yang berubah wujud sebagai Brahala adalah Raja Mahespati yang bernama Harjunasastra. Raja Mahespati ini merasa terhina ketika ia melawan Bambang Sumantri dan tidak dapat mengalahkannya, kemudian ia meminta keadilan kepada Dewa, karena ia tidak dapat mengalahkan musuhnya. Dewa memberikan petunjuk bahwa dalam diri Harjunasastra terdapat kekuatan yang sangat luar biasa yang belum digunakan, dari petunjuk itulah maka Harjunasastra merubah wujudnya menjadi Brahala yang akhirnya dapat mengalahkan Bambang Sumantri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline