Lakon "Sumantri Ngenger"
Dalam lakon sumantri ngenger diceritakan bahwa Bambang Sumantri ingin mengabdikan diri pada seorang raja yang memiliki kesaktian melebihi dirinya dan seorang yang menjadi titisan Batara Wisnu. Raja yang menjadi sasaran pengabdiannya adalah Prabu Harjuna Satra dari negara Mahespati. Dalam rangka Pengabdiannya Bambang Sumantri mendapat ujian yang pertama yaitu harus melamar Dewi Citrawati putri Prabu Citragada di Magada. Dewi Citrawati adalah titisan Dewi Sri, sehingga banyak para raja melamar yang jumlahnya mencapai 800 raja lebih. Dewi Citrawati bersedia dilamar raja Mahespati denga syarat pengiring putri dhomas (putri sejumlah 2 x 400 orang).
Mendengar hal tersebut Bambang Sumantri menyatakan perang dengan semua raja yang melamar Dewi Citrawati, karena kesaktiannya Bambang Sumantri mampu menahklukan seluruh raja pelamar. Para raja yang telah takluk wajib menyerahkan putri sebagai tanda kekalahnnya. Dengan demikian utusan Mahespati ini dapat memenuhi permintaan Dewi Citrawati berupa putri dhomas yang berjumlah 800 orang, karena kecerdikan dari Bambang Sumantri.
Dewi Citrawati akhirnya dibawa ke istana Mahespati, namun sebelum masuk istana, Bambang Sumantri ingin mengetahui seberapa besar kesaktian calon Rajanya, hal ini merupakan keinginan Bambang Sumantri yang akan mengabdi kepada Raja yang memiliki kesaktian lebih tinggi dari dirinya. Oleh karena itu Bambang sumantri berkenan menyrahkan Dewi Citrawati dengan syarat Prabu Harjunasastra harus mengalahkan kesaktiannya dengan jalan perang tanding. Dalam pertandingan tersebut tampak keduanya sama-sama sakti, namun akhirnya Bambang sumantri mengalami kekalahan, karena Prabu Harjunasastra beralih rupa menjadi Brahala. Dengan demikian Dewi Citrawati diserahkan kepada Prabu Harjunasatra dan dengan kerelaannya juga Bambang Sumantri mengabdi kepada Raja Mahespati yang kemudian diangkat sebagai Patih dengan Nama Suwanda.
Disamping melamar Dewi Citrawati, untuk dapat diterima pengabdiannya di Mahespati, Suwanda harus memindahkan Taman Sriwedari dari Khayangan Uttasegara milik Betara Wisnu. Mendengar perintah tersebut Bambang Sumantri merasa dirinya tidak mampu melaksanakannya, dengan perasaan yang sedih Suwanda kembali ke asalnya, dalam perjalanan bertemulah Suwanda dengan Adiknya Sukrasana.
Sukrasana adalah raksasa kerdil yang menjadi kekasih dewa, juga memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dan berilmu tinggi. Sesungguhnya sukrasana sangat menyayangi saudara tuanya ini melebihi segala-galanya, hal ini dicerminkan keinginannya untuk selalu berdua dimana saja berada, namun Suwanda merasa malu memiliki saudara yang berwujud raksasa. Ketika akan mengabdi ke Mahespati Sukrasana terpaksa ditinggal, maka dari itu sukrasana merasa tidak diperhatikan yang kemudian pergi mencari Suwanda dan keluar dari Pertapaannya. Setelah Suwanda akhirnya bertemu dengan Sukrasana, Suwanda menceritakan keinginannya untuk memindahkan Taman Sriwedari. Akhirnya Sukrasana akan membantu Suwanda dengan syarat ia diperbolehkan turut ke istana. Dengan kesaktian Sukrasana Taman Sriwedari Berhasil di pindahkan ke Mahespati, Suwanda akhirnya mengijinkan asal Sukrasana tidak menampakkan diri kepada keluarga raja. Suatu ketika Dewi Citrawati berkeliling di taman dan mendapati Sukrasana sedang tertidur, ia teriak histeris hingga menyebabkan kerajaan gaduh. Suwanda menjadi marah dengan Sukrasana. Ia kemudian menakutinnya dengan anak panah. Sayangnya tanpa sengaja anak panah terlepas hingga menjemput nyawa Sukrasana. Suwanda sangat menyesal dan sedih.
Kemudian ia mendengar suara bahwa Sukrasana akan menjemput ajal Suwanda kelak jika ada peperangan besar. Akhir hayat Suwanda dikisahkan saat berperang melawan Rahwana, ia gugur setelah terkena gigitan Rahwana yang dirasuki arwah Sukrasana. Sesungguhnya Sukrasana hanya ingin masuk surga bersama kakaknya karena rasa cintanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H