Sudah jelas sekali kalau aku bukan siapa-siapa, namun izinkan aku menyapamu walau aku bukan siapa-siapa.
Aku Bukan Siapa-Siapa
Kerasnya kehidupan yang kujalani dengan lusuh,
kaki tangan yang membesar karena kukuh,
ya inilah aku.
Inilah aku,
yang tak ada istimewanya dariku.
Bahkan tulisan yang kutuangkan setiap selasa dan sabtu,
itu pun hanya salah satu bentuk dari diamku.
Senja yang kurindukan diam-diam,
rembulan yang menemani dalam kelam,
dan tenang dalam keheningan malam,
hanyalah sebagian caraku menemukan "dia" dalam diam.
Karena di manapun aku berada, semuanya tetap sama.
Namun ada satu hal yang berbeda.
Titik terdekat bumi dan langitlah yang selalu menjadi teman setia.
Teman setia dikala penat,
seusai mengarungi samudera kehidupan yang pekat.
Aku bukan siapa-siapa,
hidupku juga belum menemukan klimaksnya.
Keberadaanku,
tidak ditentukan oleh dunia di sekitarku,
melainkan oleh keberanian menerima yang sebenarnya dari diriku.
Hanya sedikit dekap yang telah kutemukan dari sebagian kecil tujuanku,
yakni membawa inspirasi dan harapan bagi mereka yang terlelap.
Aku memang bukan siapa-siapa,
jelas bukan siapa-siapa.
Bila lidahku keluh,
itu tak apa.
Bila badanku lesuh,
juga tak apa.
Bahkan bila langkahku kaku,
itupun sama tak apa.
Namun izinkan aku untuk menyapa,
menyapamu walau aku bukan siapa-siapa.
Aku bukan siapa-siapa.
Aku hanyalah si tak bernama di tengah hiruk pikuk dunia.
Namun tetap saja,
salam dariku yang bukan siapa-siapa.
Terima kasih sudah meluangkan sedikit waktumu yang berharga
untuk diriku yang tidak berharga.
Terima kasih buat kamu sudah meluangkan waktumu yang berharga untuk membaca sedikit banyak dari tulisan saya. Tulisan ini juga ada versi audionya di kanal youtube jagadmanas, atau tonton video di bawah ini :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H