Lihat ke Halaman Asli

Ontran-ontran Ngarcopodo Seri 8: Demi Pribumi Aku Wani Perih

Diperbarui: 31 Oktober 2017   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sing "I'm slow woles woles baby baby..

Rasakno aku wes wani perih baby..

Rungokno, ku alami hal yang sama dengan dirimu... "

Dendang Jaran Goyang lagu dari Nela Vallen renyah nan ceria didendangkan Yu Ginah pagi itu, megat-megot, bergoyang goyang sembari ngangkat mendoan dari penggorengan. Bergoyang bak orang ra due utang tidak punya tanggungan happy selalu, bergoyang ala pedangdut koplo pro yang lagi naik daun, bernyayi tanpa takut suaranya dipolitisi media murahan atau jadi viral berbau hoax dengan lantang nan sumbang memecah pagi itu.

"Mboookk... simboook, iki piye? Bagaimana? Malah nyonya-nyayi!! Udah pas belum?" ujar Anna anak gadis Yu Ginah yang sedari tadi mematut-matut-kan spanduk atau banner baru untuk warung Yu Ginah. Harapannya Warung kecil di depan pasar impres Desa Parang Pojok itu mendapatkan pelanggan yang lebih banyak, bukan hanya orang itu-itu saja, yang kerjanya pada nge-bon bayar tak jelas, Bunyinya kira-kira begini:


"WARUNG KOPI YU GINAH, WARUNG KOPI PRIBUMI"

DISKON KHUSUS BAGI PRIBUMI SEBESAR 20%"

Sedikit propokatif memang, tapi mungkin ini cara Yu Ginah menawarkan aneka penganan di warungnya yang syahdu itu.

"gimana ini Mbok, sudah pas belum? Tapi, ngomong-ngomong iki opo to mbok? Kok pakai banner segala? Kayak kampanye saja, Mbok?" Tanya anna yang telah selesai memasang sepanduk itu, mengamat-amati untuk dibaca. Tapi Yu Ginah yang ditanyai tak menggubris malah makin asik dan syahdu mendendangkan dangdut koplo, sekarang dengan judul "Sayang" dari Via Kharisma tetap sembari megat-megot tak karu-karuan menirukan biduan dadakan product sosmed dan youtube. Anna yang sedari tadi memangling-mangling hasil kerjanya meminta penilaian dari Sinboknya tak tak digubris, malahan dicueki, terang saja Anna jadi sedikit agak kesal

"Simbook..... ada cowoo ganteeng, mirip bintang Sinetron anak langit lhooo...!!!" Seru anak gadis Yu Ginah itu keras-keras macam ahli agitasi politik kelas kampung desa sebelah.

Sontak saja Yu Ginah lari cincing jarik sambil ngangkat kainnya dengan tangan megang sothil, serbet di bahu dan susur di bibir eksen andalan, lari tergopoh-gopoh menyambut wong ngganteng liwat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline