Lihat ke Halaman Asli

Moch Alfa Alfiansyah

Pemuda sederhana, mahasiswa biasa saja. Menulis sesukanya.

Katanya Cuma Ada di Probolinggo, Ini Fakta Angin Gending yang Menyejukkan Sekaligus Membahayakan

Diperbarui: 25 Juli 2023   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin Gending di Alun-Alun Kota Probolinggo. Foto: Dokumentasi pribadi

Bulan Juli menandai bahwa tahun 2023 sudah setengah jalan. Waktu tak terasa cepat berlalu, dimana banyak momen yang telah tercipta selama setengah tahun ini. Bulan Juli juga merupakan masa di mana musim panas mulai menuju puncaknya, dimana cahaya matahari telah dianggap sebagai teman sehari-hari.

Di sebuah daerah di Jawa Timur, rupanya bulan Juli adalah bulan yang istimewa. Bukan hanya cuaca yang makin panas, namun daerah tersebut mengalami fenomena tahunan yang hanya dapat ditemui di sana. 

Daerah tersebut adalah Probolinggo, sebuah daerah administratif yang terdiri dari sebuah kota dan kabupaten. Meskipun namanya tak begitu terkenal, namun Probolinggo ternyata memiliki keunikan tersendiri yang tak terlepas dari letak geografisnya terdiri dari pantai hingga pegunungan serta kondisi demografi penduduknya yang merupakan blasteran Jawa-Madura. 

Memasuki bulan Juli, ada sebuah fenomena alam yang hanya terjadi di sana. Fenomena alam tersebut adalah Angin Gending.

Angin Gending merupakan angin yang berhembus dengan kecepatan berkisar 20-30 knot atau 17-31 km/jam yang dipengaruhi oleh adanya perbedaan suhu udara antara daerah dataran tinggi dengan dataran rendah atau pesisir. 

Angin Gending disebut-sebut merupakan angin lokal yang hanya berhembus di wilayah Probolinggo. Padahal, dalam ilmu klimatologi, Angin Gending termasuk dalam jenis angin geurutee atau angin fohn yang sebenarnya juga terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia dengan skala yang memang tidak terlalu luas.

Bulan Juli adalah masa-masa awal berhembusnya Angin Gending. Biasanya, angin ini akan memasuki puncaknya pada bulan Agustus dan terus berhembus selama musim kemarau. Adapun nama Gending sendiri merupakan sebuah nama daerah di Probolinggo yang diyakini menjadi asal dari angin tersebut. Secara geografis, Gending memang menjadi perbatasan antara dataran rendah dan dataran tinggi.

Angin Gending sifatnya panas dan kering. Walaupun sejenak dapat menyejukkan suasana dan mengurangi panasnya udara, Angin Gending ternyata cukup berbahaya. Angin satu ini dapat merusak tanaman di ladang ataupun sawah, menyebabkan pohon tumbang, bahkan berisiko menimbulan penyakit pernapasan. Selain itu, hembusan Angin Gending yang ekstrem juga akan membuat nelayan berpikir dua kali sebelum pergi melaut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline