Lihat ke Halaman Asli

Mobit Putro W.

Bergelut dengan bahasa

Ada Apa dengan Sholat Dhuhur Berhadiah?

Diperbarui: 22 September 2015   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13922926491634763078

 

[caption id="attachment_322410" align="aligncenter" width="544" caption="Suasana di dalam Masjid At-Taqwa Kota Bengkulu sebelum shalat jamaah Zuhur (Kompas.com/Firmansyah)"][/caption]

Pekan ini, berita yang paling menggemaskan adalah tentang kompetisi sholat jamaah yang digelar oleh Pemkod Bengkulu. Berita-berita lain, korupsi atau politik tidak mendapatkan perhatian khusus, karena itu adalah hal biasa. Bukan extraordinary news.

 

Kabar diperlombakannya ibadah, apa pun bentuknya, sudah hal biasa di Indonesia. Dari tingkat RT dan RW, misalnya, untuk memotivasi anak agar senang ke masjid. Berbagai lomba sering terdengar di lingkungan kita, lomba Adzan, hafalan Qur’an, membaca Quran, lomba Kaligrafi, lomba ceramah dan lain sebagainya. Belum lagi ditingkat nasional ada MTQ (Musabaqah Tilawati Quran).

 

Kita tahu betul, orang-orang yang berkualitas dalam bidangnya akan kelihatan. Sehingga, terjaringlah orang-orang yang memang memiliki kompetensi di bidang tertentu. Lalu apa yang terjadi ketika yang dilombakan adalah sholat (dhuhur) berjamaah?

 

Dari perspektif mana pun tidak ada yang salah, walaupun apa yang dilakukan oleh wali kota Bengkulu itu sangat kontroversi, banyak yang mendukung juga tidak sedikit yang mencemooh. Hal itu wajar sebagai akibat dari tumbuh kembangnya kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Siapa pun memiliki hak untuk memuji, mengkritik, mencemooh bahkan mencaci-maki seseorang yang tidak disukainya.

 

Memang kenyataan di Bengkulu yang sekarang ini sedang terjadi adalah refleksi keindonesiaan kita atau kemanusiaan kita. Bahwa salah satu karakter kita adalah senang bila mendapatkan hal-hal yang gratis/ hadiah bahkan hingga sogokan sekalipun. Pun kita juga sama-sama melihat, masjid yang menjadi ajang lomba sekonyong-konyong menjadi ramai penuh sesak karena program itu. Apa yang terjadi?

 

Kita, dengan mata telanjang dan cara perpikir sederhana membuat simpulan bahwa orang-orang yang ke MAsjid At Taqwa di kota Bengkulu dikarenakan turut berpartisipasi dalam lomba, atau sekedar meramaikan. Tidak tanggung-tanggung hadiah yang ditebarkan oleh Pemkod; mobil, umroh, haji dan masih banyak hadiah yang menarik.

 

Tujuan diselenggarakannya event itu adalah untuk menciptakan Bengkulu sebagai Kota Religius dengan cara meramaikan masjid pada waktu salat. Hadiah tersebut diberikan sebagai motivasi dan pengharagaan bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah.

 

Berlimpahnya hadiah itu bisa jadi dorongan yang paling utama, meskipun sebelumnya ada banyak jamaah yang memang menjadi jamaah tetap masjid tersebut. Tentu program yang digelar itu akan menjadi pemanis juga, hasil sampingan, ketika mereka menjadi pemenang kelak.

 

Kita berharap, panitia perlombaan benar-benar bekerja professional dan tidak mengabaikan aspek-aspek lain ketika melakukan penilaian. Karena seperti disampaikan oleh Kepala Kantor Agama Kota Bengkulu, Mushlihudin, semua peserta yang bisa 40 kali salat dzuhur setiap Rabu berturut-turut, dipastikan akan mendapatkan hadiah berangkat haji atau umroh. Untuk pemenang mobil, pemenangnya hanya 1 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline