Lihat ke Halaman Asli

Mobit Putro W.

Bergelut dengan bahasa

Benny Ashar, Mewarnai Indonesia Melalui Musik (Jadul) (1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tahun berapakah kira-kira Anda semua kali pertama menikmati lagu-lagu Indonesia? Tahun 70an, 80an, 90an? Atau malah sebelum tahun-tahun itu? Di era 1980an kita mungkin kenal lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi beken. Ada Jamal Mirdad dan Estri Jayanti (Abang Sayang), Rano Karno (Dangdud Cintaku Tergusur), Hetty Koes Endang (Berdiri Bulu Rhomaku), Dewi Purwati (Bangku Tua Jadi Saksi) dan masih ada ratusan lagu-lagu yang banyak dinyanyikan oleh para penyanyi top pada jamannya sebut saja  Ratih Purwasih, Endang S. Taurina, Mega Selvia, Obby Messakh, Nella Regar, Iis Sugianto dan  sebagainya. Kita mungkin sering mendengar lagu-lagu indah nan riang dengan sentuhan seni dan besutan seorang profesional dalam bidang seni. Namun kita tidak pernah memperhatikan sang master di balik itu semua. Kita mungkin juga tidak pernah mengenal atau bertemu dengan sang peracik lagu-lagu itu. Setelah beberapa saat penulis menyambangi kediaman Benny Ashar, penulis mencoba untuk menuliskan obrolan berjam-jam dengan beliau. Dengan rasa bahagia penulis sempat ngobrol ngalor-ngidul dengan pencipta lagu asal Kota Budaya Solo itu. Banyak hal yang menjadi bahan obrolan kami ketika itu. Beliau orangnya riang dan suka berbagi ilmu dan pengalaman dengan yang lain. Dan tentunya juga banyak hal yang bisa diambil pelajaran untuk kita semua sebagai penikmat lagu-lagu yang saat ini sudah beringsut menjadi lagu lawas. "Lagu-lagu lawas sekarang akan kembali bangkit lagi", katanya menanggapi perkembangan musik di Indonesia. Saat ini perkembangan musik di nusantara ini sungguh luar biasa, namun para pencipta lagu-lagu lawas seperti dirinya dan yang lain; misalnya Rinto Harahap, Dadang S. Manaf, Obby Messakh, harus berpikir keras bagaimana menciptakan lagu yang lebih berkualitas dengan sentuhan tehnologi. Di kediamannya yang asri, di bilangan Jakarta Timur, kami juga banyak melihat beberapa barang sejarah sebagai jejak perjalanannya hingga detik ini. Perangkat kerja yang sungguh complicated dan kepeduliannya pada kualitas ciptaannya nampak masih terawat, karena memang hingga saat ini beliau masih aktif berkreasi menciptakan lagu-lagu yang easy listening dan cocok di telinga orang Indonesia. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila Benny Ashar sering mendapatkan piagam penghargaan terkait dengan kualitas ciptaannya. Lagu-lagunya kala itu banyak menjadi pilihan di acara-acara yang ketika itu sering ditayangkan di acara-acara TVRI seperti Selecta Pop, Album Minggu ini dan lain sebagainya. Bila kita melihat deretan penyanyi tersebut di atas, kita akan mengerti, utamanya mereka yang besar di era 80-an. Lagu-lagu itu menjadi lagu-lagu yang terfavorite dan banyak menjadi pilihan penikmat lagu. Makanya, bila hari-hari ini kita sering mendengar lagu-lagu jaman dulu (jadul) sering menggema, karena lagu-lagu itu lebih mampu bertahan lama dari pada lagu-lagu terakhir yang terbit laiknya air bah, tetapi jarang yang nyanthol di telingga pendengar lebih lama. Paling-paling lagu-lagu kini hanya bertahan beberapa bulan, setelah itu pergi. Mungkin tepatlah prediksi Benny Ashar, bahwa sekarang saat bangkitnya lagu-lagu era 80-an.... Selamat menikmati lagu-lagu jaman dulu yang tak pernah lapuk dari pendengaran kita. Selamat berkarya, Pak Benny......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline