Di era globalisasi saat ini, begitu banyak tuntutan yang harus bisa kita laksanakan salah satunya profesionalisme. Profesionalisme berakar kata dari bahasa Latin yakni profesio yang berarti "pengakuan publik", Profesionalisme adalah konsep dimana yang mencakup sikap, perilaku, serta etika yang ditujukan kepada seorang.
Tuntutan untuk bersikap profesionalisme di era sekarang sangat dibutuhkan karena seiring perkembangan dunia kerja, profesionalisme bukan saja berkaitan dengan kemampuan dalam bekerja dan intelektual, tetapi juga mencakup bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan baik satu sama lain , kualitas diri, dan tanggung jawab. Tuntutan ini juga berlaku bagi para calon imam (Seminaris), Seminaris adalah individu yang sedang menempuh pendidikan untuk menjadi seorang imam .
Dalam perjalanan untuk menjadi imam yang kerap biasa disebut dengan masa formatio dituntut dengan profesionalismenya di berbagai bidang seperti pendidikan, spritual, sosial dan moral. Tuntutan ini tidak saja berlaku hanya dalam rumah pembinaan (formatio) melainkan dari harapan para umat yang menjadikan seminaris itu figur yang sempurna dalam segala hal.
- Profesionalisme dalam intelektual
Seminaris dikenal dengan kecerdasannya dalam hal pendidikan karena dia mempelajari ilmu yang tidak semua orang pelajari contohnya seperti filsafat dan teologi, tapi ilmu ilmu inilah yang mendukung dan yang relevan dengan kebutuhan pastoral mereka nanti.
Hal ini menuntut mereka harus berpikir secara kritis, memahami teks yang sulit untuk dipahami, menyatukan beberapa pikiran. Banyak seminaris yang menjadikan intelektual sebagai tuntutan mereka, terutama mereka yang memiliki keterbatasan akan intelektual. Ditambah para seminaris dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus dan menyelesaikan studi tanpa ada kekurangan sedikit pun.
- Profesionalisme dalam spiritual
Sebagai calon imam, para seminaris dituntut harus mendalami hubungan dengan Tuhan, diharapkan doa menjadi nafas bagi para seminaris sebagai pemenuhan kebutuhan aspek spiritual mereka. Mereka dituntut untuk aktif dalam hal yang berbau dengan Tuhan .
Perasaan kewalahan menjadi titik lemahnya para seminaris dalam memenuhi standar kehidupan rohani yang begitu tinggi. Sering kali seminaris dihadapkan dengan pertanyaan mengenai panggilan mereka yang bisa jadi menjadi beban kejiwaan bagi para seminaris.
- Profesionalisme dalam menjalin interaksi sosial
Seminaris diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik, kerap kali seminaris juga dijadikan sorotan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam lingkungan Gereja. Sebagai bagian dari masa pembinaan calon imam (formatio), seminaris dituntut untuk mengembangkan di bidang interaksi antar umat , contoh halnya seperti ramah dengan sesama, memimpin suatu acara, dan bekerja sama.
- Profesionalisme dalam moralitas
Moralitas merupakan aspek yang penting dalam formasi seminaris bahkan bukan saja berlaku untuk seminaris melainkan seluruh masyarakat. Mereka diharapkan untuk hidup lebih suci dari orang orang lain serta menjauhi prilaku yang buruk , mereka dituntut menjaga itu semua demi menjaga reputasi status mereka sebagai calon imam dan reputasi Gereja.
Namun di era zaman yang maju semakin pesat banyak godaan, sebagai seminaris kita harus bisa mengedepankan moralitas Gereja sebagai cara pandang hidup kita untuk melawan godaan godaan dunia.
Memang banyak tuntutan yang harus dihadapi para seminaris seperti intelektual, spiritual, interaksi, dan moralitas. Tuntutan itu dibuat demi menjadikan seminaris sebagai calon imam yang baik dan kelak mereka akan menjadi imam yang berkualitas.