Sebelum kita bahas, bagaimana tentang 'hidup tanpa bergantung negara.'Mari kita bahas terlebih dahulu tentang negara. Negara adalah suatu wilayah,berpenghuni, dan berdaulat. Daulat yang dimaksud, adalah adanya suatu tatanan pemerintahan guna mengelola sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang terkandung di dalamnya.
Kebanyakan negara yang ada saat ini adalah negara yang lahir dari revolusi pasca Perang Dunia II. Jumlahnya mencapai 51 negara, dan saat ini telah mencapai 192 negara. Motifnya sama, bangkit dari melawan penjajahan dan penindasan dari bangsa lain, serta meningkatkan derajat agar unggul dan setara dengan bangsa lainnya. Sehingga, sudah tidak relevan lagi jika ada invasi ataupun kolonialisasi lagi suatu bangsa atas suatu bangsa.
Negara hanyalah ide besarnya saja. Bisa terwujud oleh perjuangan luar biasa dari para founding fathers. Atau ada juga yang tercipta oleh kesepakatan beberapa orang atau kelompok untuk menciptakan wadah demi masa depan yang lebih baik untuk suatu wilayah dan bangsa. Negara juga bisa disebut sebuah organisasi, tetapi ranahnya sangat besar dan anggotanya lebih kompleks. Dijalankan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga(AD/ART).Di dalamnya terdapat visi, misi, tujuan, tugas pokok, sampai kualifikasi mutu, untuk sebagai landasan dasar.
Negara adalah organisasi besar yang menghimpun manusia dan kelompok organisai di dalamnya.Mulai dari yang terkecil yaitu; keluarga, kelompok etnik (suku), sampai kelompok besar bangsa. Juga kelompok sosial dari golongan; agama, ormas, paguyuban, sampai partai. Bahkan, mulusnya perjalannya negara ini juga tergantung dukungan, kerjasama, dan keserasian dari semua struktural yang ada di dalamnya.
Terkadang, negara yang dikelola sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetapi, terkadang pula tidak sesuai dengan cita-cita negara. Semua, sangat dipengaruhi oleh intelektual dan pengelola negaranya sebagai motor ide penggeraknya. Karena, sebenarnya rakyat sudah terlalu lelah dibebankan dengan kerja-kerja teknis yang menguras tenaga akibat dari arah kebijakan para penguasanya. Sehingga, sudah tidak ada waktu lagi bagi rakya tuntuk mencari idealitas arah negara.
Terkadang, kita terlalu berharap kepada negara. Masih terlalu berekspektasi terhadap negara. Bahwa, negaralah pemberi semua solusi bagi rakyatnya, yang pertama memberikan uluran tangan ketika kita kesusahan, ketika kita sedang sakit, sedang dalam kondisi kelaparan, ketika tidak punya rumah, tidak punya pekerjaan, dan semua kebutuhan hajat hidup kita. Berharap kepada negara, menjadi suatu hal yang sah-sah saja kawan. Tetapi faktanya, tidak semua negara seperkasa itu. Termasuk juga negara kita tercinta, Indonesia.
Masih hangat, pandemik corona yang mengakibatkan masyarakat harus 'stay at home.' Puncak dari kebijakan untuk mengatasi efek corona tersebut adalah diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Efek dari kebijakan ini, mengakibatkan sebagian masyarakat harus bekerja di rumah dan sebagian lagi harus tidak bekerja, bahkan ada yang kehilangan pekerjaan akibat PHK. Agar masyarakat dapat bertahan hidup. Sebagai solusinya, pemerintah memberikan berbagai bantuan.
Ada yang berbentuk; Program Keluarga Harapan (PKH), program Kartu sembako, Program Kartu Pra Kerja, diskon tarif bagi pelanggan 450 VA subsidi, dan program-program lainnya. Tetapi, hasil di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Mulai dari bantuan yang tidak merata, tidak tepat sasaran, sampai ada beberapa wilayah yang tidak tersentuh bantuan sama sekali.
Berhubung, pandemik corona gagal untuk dipatahkan. Sedangkan, ekonomi melambat yang mengakibatkan negara mengalami resesi.Ditambah lagi, anggaran pemerintah banyak habis digunakan untuk bantuan masyarakat. Akhirnya, pemerintah mengganti alternatif baru yaitu menerapkan 'new normal' (tatanan kehidupan baru) untuk kehidupan selanjutnya. Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa keperkasaan negara itu tergantung dari masyarakatnya sebagai mesin penggerak. Karena, sebagian besar pendapatan negara adalah dari sumber pajaknya.
Ada beberapa alasan mengapa kita tidak boleh terlalu bergantung pada negara.Yang pertama karena Sumber Daya Alam (SDA) kita melimpah ruah. Ada sebuah kutipan lagu:
"Orang bilang tanah kita tanah surga"
"Tongkat kayu dan batu jadi tanaman"
...................................................