Lihat ke Halaman Asli

Bullying dan Pendidikan di Indonesia, Mengapa Kultural menjadi Jelek dalam Pandangan hidup?

Diperbarui: 7 Oktober 2023   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari sini kita akan berangkat mengenai hal-hal yang sangat menghebohkan, yakni adalah perilaku bullying yang sangat begitu meresahkan. Sehingga sikap Feodalisme ini perlu dihentikan selama-lamanya.

Banyak sekali perilaku Bullying yang begitu menyimpang ditengah-tengah masyarakat, berawal mula dari kehidupan sekolah.

Setiap siswa harus banyak derita dengan menyelesaikan PR yang begitu menumpuk sehingga perlu dilaksanakan tugasnya.

Tapi apakah dengan banyaknya PR membuat kehidupan siswa berkesan?

Mungkin dikarenakan dorongan orang tuanya agar sang anak harus berprestasi, tuntutan inilah yang dianggap berat sekali.

Faktanya adalah mereka belum tentu bisa melaksanakan segala tuntutan yang akan mereka hadapi demikian.

Banyak yang hidup disekolah karena keterpaksaan, padahal dalam pendidikan tidak ada yang mengenal kata "Paksa", semua peserta didik diberikan kebebasan Ekspresi.

Namun siapa sangka akan terjadi hal-hal yang buruk, sebagaimana yang terjadi di daerah Cilacap. Sikap Feodalisme yang meneror dua siswa saling berkelahi akibat masalah percintaan yang tak kunjung usai.

Mereka saling memperebutkan wanita yang disukai, dengan rela berkorban saling bertumbuk satu sama lain.

dan sungguh yang melakukan ini adalah anak SMP, yaitu masa-masa anak mengalami transisi menuju kedewasaan. Namun dalam menuju kedewasaan, ditandai dengan yang namanya pubertas.

Pubertas pada laki=laki, ditandai dengan tumbuhnya jakun pada leher, badannya menjadi bidang serta tumbuhnya bulu pada kemaluan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline