Menjadi persoalan dalam beberapa waktu belakangan ini adalah Pembangunan yang belum merata. Seperti pada kawasan yang masih di Pulau Jawa yang katanya pembangunan berpusat disini. Pemerataan Pembangunan yang terjadi, masih berproses dalam tahap yang cukup lama.
Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi dengan wilayah yang cukup luas dan padat penduduknya. Juga merasakan pemerataan pembangunan yang masih dalam proses. Sebagai akibatnya, masih ada saja Daerah yang belum merasakan pembagunan yang signifikan ataupun dalam skala besar sehingga harus menunggu pembangunan di kawasan lain selesai.
Sebagai contoh, misalnya di daerah Jawa Tengah khususnya di kawasan eks-karesidenan banyumas dan sekitarnya (Daerah Penginyongan). Berbeda dengan daerah Jawa lainya. Daerah Banyumas merupakan pertemuan antara Daerah Pasundan (Jawa Barat) yang memiliki pengaruh Sunda dan Daerah Mataram (Jawa Tengah bagian timur) yang masih sangat kental pengaruh budaya Jawa-nya.
Sehingga bisa dikatakan kawasan ini merupakan daerah percampuran antara dua daerah tersebut. Menjadi kawasan Buffer (penyangga) antara pertemuan dua Daerah yang saling mempengaruhi di Pulau Jawa ini.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut, beberapa tokoh masyarakat kemudian mengusulkan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Banyumasan, pemekaran dari Provinsi Jawa Tengah. Dengan pengusulan DOB tersebut diharapkan bukan hanya dari segi bahasa dan budaya Banyumasan saja yang diberikan kesempatan untuk berkembang namun juga pembangunan, khususnya Infrastruktur.
Nantinya Provinsi Banyumas dapat terdiri atas beberapa usulan Kabupaten/Kota :
Kabupaten :
- Kabupaten Banyumas (Kawasan Komplek Pemkab Banyumas, sekitar Purwokerto)
- Kabupaten Cilacap (Kroya/Wangon/Cilacap)