Lihat ke Halaman Asli

M. Nahrowi

Penulis | Pengamat Bisnis Digital | Konsultan

Sulitkah Mengajak Sebuah Perusahaan Konvensional untuk Berinovasi ke Digital?

Diperbarui: 4 Juni 2019   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kali ini saya akan menulis mengenai kejadian yang saya temui di organisasi atau perusahaan, salah satunya adalah perihal inovasi dalam manajemen bisnis. Pernah enggak sih kita bekerja dan diperusahaan itu kita ingin mengeluarkan banyak hal-hal baru, ide-ide dan rasanya tidak ingin hanya sekedar melakukan hal yang monoton?

Mungkin untuk orang-orang yang punya jiwa "Inovasi" artinya gatel untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik akan paham dengan kondisi ini, dalam suatu kondisi sebuah perusahaan yang mana sudah berjalan secara konvensional, sudah nyaman dengan apa yang dilakukannya setiap hari akan sulit untuk berubah dengan sesuatu yang baru terlebih adaptasi untuk ilmu pengetahuan baru, jika tidak dibarengi dengan selalu belajar.

Contoh saja perusahaan konvensional yang ingin menjadi digital dengan memanfaatkan teknologi, baik itu sosial media atau sebuah aplikasi platform berbasis mobile. dalam bisnis model aplikasi, manajemen lama sudah ditinggalkan, karena yang mereka gunakan bukan lagi teori-teori, namun bagaimana sebuah aplikasi berjalan baik, mendapatkan user dan juga menghasilkan profit untuk perusahaan. memang secara teori akan sesederhana itu kan? Idea-->Prototype-->Implementasi-->Uji Coba User -->Evaluasi--> Rilis--> Monetisasi.

Konsep flow seperti itu pada umumnya dilakukan oleh perusahaan startup yang mana mengandalkan aplikasi, idea dan inovasi sebagai bahan bakar mereka berjalan. tantangannya adalah dimana proses menjadikan idea itu sampai nyata, itu yang sulit.

Semua orang memang boleh punya ide yang bagus, namun tidak semua orang bisa dan mampu untuk menjadikan idea itu nyata, misalnya idea tersebut sudah menjadi nyata, namun belum tentu juga hasil dari idea itu sesuai dengan kebutuhan user, jika tidak ada user maka solusi berbasis aplikasi tersebut akan tidak bisa digunakan dan percuma.

Misalnya aplikasi sudah banyak pengguna, belum tentu hasilnya memuaskan mereka, terkadang perlu adanya feedback dan lainnya, sehingga menjadi bahan evaluasi dari kita untuk menyempurnakan idea berbasis teknologi tersebut.

Lalu darimana kita mendapatkan uang?

Pertanyaan manajemen konvensional yang berfokus pada uang sering kali mengesalkan, kenapa? karena gaya lama berdagang memang sepeerti itu apa yang dijual, untungnya berapa, hasilnya apa. ya memang konsep dagang gaya lama. namun, jika semua idea dan aplikasi hanya berfokus pada uang, mungkin Google, Facebook tak akan lahir, karena mereka berpikir uangnya dulu.

Sama seperti konsep startup inovasi yang sering ditemui, dimanapun konsep idea awal yang mereka gali adalah solusi, apa permasalahan yang sedang terjadi dan apakah idea ini menjadi solusi? permasalahan seperti apa yang terjadi? semakin besar permasalahan akan semakin baik, nah permasalahan yang semakin baik adalah yang dialami oleh banyak orang, semakin banyak orang mengalami permasalahan itu dan kita punya solusi dari hal tersebut maka dari situlah kita tahu seberapa maju perusahaan kita nanti.

Faktanya, kita tidak bisa menggunakan ego kita untuk memberikan solusi kepada user, alangkah lebih baik harus berdasarkan data, permasalahan yang terjadi, bukan sekedar asumsi dan sekedar ingin tanpa tolok ukur, sehingga keputusan yang diambil juga lebih berdasar.

Pada kenyataanya, solusi berbasis idea dan teknologi apapun, ketika dibenturkan oleh konsep-konsep manajemen lama maka akan bertolak belakang, dari filosofi mungkin sudah berbeda, ketika kita membuat sesuatu manajemen lama akan berfokus uang. sedangkan konsep manajemen baru, ketika kita membuat sesuatu maka fokusnya adalah solusi dari sebuah permasalahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline