Lihat ke Halaman Asli

M. Nahrowi

Penulis | Pengamat Bisnis Digital | Konsultan

5 Faktor Kegagalan Startup Versi Catatan

Diperbarui: 15 April 2019   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu sudah tidak asing lagi yang namanya startup kan? yaitu sebuah perusahaan rintisan yang dibuat atas dasar menyelesaikan suatu permasalahan berbasis teknologi informasi. jenis bisnis yang berbeda dengan bisnis konvensional pada umumnya.

Banyak sekali startup berhasil di indonesia, begitu juga yang gagal, sebenarnya bukan gagal jika menurut saya namun karena tidak dilanjutkan lagi karena bisa jadi kurangnya dana, kurangnya kesempatan, kurangnya motivasi untuk meneruskan ide startup tersebut.

Semua bisnis memang pasti ujungnya adalah pendapatan dan uang, namun ada beberapa hal yang berbeda pada startup yaitu "nilai". sesi ini aku dapatkan dari pemateri Bekraf beberapa waktu lalu, yang mana aku ikut mendata sebanyak lebih dari 900 startup se-indonesia, keberhasilan dan kegagalan apa yang mereka alami. dari situlah aku belajar.

Berikut merupakan faktor terbanyak dalam kegagalan startup versi catatan ini:

1. Team

Bagi kami kegagalan startup yang paling sering dan riskan team, membangun sesuatu pada kenyataanya tidaklah mudah, apalagi menyatukan beberapa pemikiran dalam satu visi dan suara, satu sama lain haruslah saling melengkapi untuk keberhasilan bersama.

Namun tidak bisa dipungkiri, beberapa startup membentuk team secara prematur, asalkan bisa ini dan itu maka buatlah suatu team, padahal dalam startup dan dunia entrepreneurship disini, startup adalah sebuah senyawa, yang mana team adalah seorang keluarga, lebih dari itu mereka yang bisa saling menerima satu sama lain, berani bermimpi bersama, berjuang bersama, sampai jatuh bersama. Dalam team saling menyemangati adalah kunci, sehingga saling membantu dalam membangun inilah yang menguatkan.

2. VISI

Visi merupakan tujuan akhir yang harus bisa dijelaskan dengan cepat dan mudah dipahami, jika belum artinya visinya belum jelas. memang, untuk sampai ketahap itu tidak mudah juga, butuh proses menyederhanakan dari hal rumit kedalam suatu hal sederhana, hal tersebut juga untuk membantu membagikannya kepada team yang lainnya.

Namun yang menyebabkan banyak anggota team terkadang tidak melanjutkan perjuangan atau keluar dari team adalah visi. visi memang harus dibuat seperti sebuah tujuan, saya mau ke kota A dalam waktu berapa hari? Namun ada yang lebih penting dari itu, untuk membangkitkan semangat team satu sama lainnya visi saja tidak cukup, visi harus memiliki banyak aspek, salah satunya visi dan dampak bagi sosial, bagi rohani, bagi jasmani, bagi finansial, kesejahteraan, bagi waktu dan cinta.

Sehingga apabila dalam satu team yang sedang dalam visi tersebut tidak menemukan salah satu aspek tersebut, maka dia akan bertanya-tanya, bahkan ketika jawabannya tidak ada maka dia akan mencari team lainnya. Disitulah mulai kegagalan startup dengan keluarnya anggota team.

Kenapa? sebut saja, mereka sedang mencari tentang apakah dengan saya melakukan pekerjaan terbaik distartup ini saya mendapakan nilai kebaikan dan membantu orang lain, sedankan disisi lainnya startup ini hanya tentang mengejar profit dan finansial. dari situ anggota team juga sudah mulai bertanya, berarti disini saya tidak bisa mendapatkan alasan berbuat baik kepada banyak orang ya? nah, ketika jawaban itu tidak ada itu menjadi salah satu alasan anggota team pergi dari startup anda.

Untuk itu, dalam pembuatan visi memang harus menyangkut beberapa aspek, sosial finansial, membantu orang lain dan juga visi yang menunjukkan tujuan akhir yang jelas untuk masa depan startup ini nanti seperti apa dalam waktu kapan.

3. Ketidakmampuan Membagikan Visi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline