Lihat ke Halaman Asli

Mukhotib MD

consultant, writer, citizen journalist

Kliwon, Episode Menghormati Orang Tidak Puasa

Diperbarui: 25 Mei 2018   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Foto: ronnyfauzi.files.wordpress.com)

Kampung Bluwangan, tempat tinggal Kliwon baru saja terjadi gegeran. Teriakan histeris memilikukan dari orang-orang yang kehilangan lahan mata pencahariannya. Dan masih tampak orang-orang dengan memegang parang, kayu, palu dan juga cangkul. Jalan macet total.

Suara sirine mobil polisi meraung-raung tak henti-henti. Mereka bertertiak Allohuakbar, dan perempuan-perempuan sambil memegang warung-warung yang roboh berteriak Astaghfirulloh.

Pasalnya, sebagian jamaah Musala melakukan pembubaran warung-warung yang tetap melayani pembeli selama bulan puasa. Warung-warung itu porak poranda, makanan, minuman dan kue-kue berceceran di tanah. Pecahan gelas dan piring tersebar ke mana-mana. Setidaknya ada 10 warung yang siang itu dihancurkan. Dengan begitu, ada sepuluh keluarga yang kehilangan penghasilan selama bulan puasa dan sampai hari raya nanti.

"Saya sama sekali tidak setuju tindakan itu," kata Kliwon.

"Mereka tidak menghormati bulan suci kaum muslimin," kata Rajab.

"Lho, mereka itu kaum muslimin juga. Wong saya kenal semua pemilik warung itu."

"Won, berarti lebih parah."

"Maksudmu?"

"Mereka orang Islam mestinya tidak membuka warungnya. Haram."

"Dari mana mereka akan makan kalau tak membuka warungnya?"

"Mereka seharusnya menabung, mempersiapkan dana untuk tidak bekerja selama bulan puasa."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline