Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Mapraya Mirhaqo

Institut Seni Indonesia Surakarta

Sanggar Rara Budaya : Melestarikan Tari Tradisional di Tengah Keterbatasan dan Meraih 14 Ribu Pelanggan Youtube

Diperbarui: 30 Desember 2024   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampakan lokasi Sanggar Rara Budaya

Ditengah maraknya modernisasi, Rara Anindya Bunayah, seorang lulusan S1 Pendidikan Seni Tari dari Universitas Negeri Jakarta, mendirikan Sanggar Rara Budaya pada 1 Oktober 2023. Sanggar ini berdiri di garasi rumahnya di Perumahan Kirana Cibitung, Jl. Tulip 1 Blok D2 No. 4, Kec. Cibitung, Kabupaten Bekasi 17520, dengan misi mulia: membagikan ilmu tari kepada generasi muda dan masyarakat luas, sekaligus melestarikan kekayaan tari tradisional Indonesia.

Awal Berdiri dan Filosofi Nama Sanggar

Berdirinya sanggar ini berawal dari permintaan masyarakat sekitar yang sering meminta Rara melatih tarian untuk lomba atau pentas. Filosofi nama sanggar mencerminkan perpaduan identitas pribadi dan kebudayaan. Kata "Rara" berasal dari nama pendirinya, sementara "Budaya" melambangkan tekad untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Nama ini juga merupakan warisan dari sanggar tari milik ibunya yang sempat vakum, namun kini dihidupkan kembali dengan semangat baru.

Tantangan di Tahun Pertama

Keterbatasan ruang menjadi tantangan besar. Dengan area garasi yang kecil, Rara mengatur jumlah murid dalam satu kelas maksimal 10 anak untuk usia TK-SD, dan 8 anak untuk tingkat SMP-SMA. Meskipun begitu, mempertahankan semangat para murid untuk terus belajar tari menjadi tantangan utama. "Tantangannya bukan hanya soal tempat, tetapi juga menjaga agar murid tetap semangat. Anak-anak sering merasa bosan setelah beberapa bulan," ungkapnya. Untuk mengatasi hal ini, Rara menciptakan suasana latihan yang menyenangkan agar para murid menjadikan kegiatan tari sebagai momen yang dinanti setiap minggunya.

Fokus pada Tari Tradisional

Sanggar ini mengajarkan tarian tradisional dari berbagai daerah di Nusantara. "Kami ingin semua wilayah di Indonesia bisa terwakili melalui tarian," ujar Rara. Fokusnya bukan hanya pada gerakan, tetapi juga pada nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tarian tersebut. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama di tengah gempuran budaya modern.

Salah satu tarian yang diajarkan di Sanggar Rara Budaya adalah Tari Jaipong, sebuah tarian tradisional khas Jawa Barat yang penuh energi dan ekspresi.

Peran Media Sosial

Media sosial, terutama YouTube, memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan sanggar. Melalui konten edukasi seperti tips dan larangan saat pementasan tari, kanal YouTube sanggar berhasil menarik perhatian hingga 14.000 pelanggan. Banyak murid baru yang mengenal sanggar ini melalui platform digital, sehingga jumlah anggota kini mencapai 55 orang dari yang awalnya hanya 18 orang.

Target dan Harapan

Ke depan, Rara berharap dapat merenovasi sanggar agar lebih nyaman bagi para murid. Selain itu, ia bercita-cita membawa sanggar ini berkompetisi di tingkat yang lebih tinggi, baik nasional maupun internasional. Rara juga ingin masyarakat semakin mencintai dan melestarikan seni tari tradisional Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline