Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Diperbarui: 12 November 2022   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah

            Sebelum kita masuk pembahasan utama, mungkin banyak diantara peserta didik kita yang masih bertanya-tanya, apasih guru bimbingan konseling atau guru BK itu, mengenai guru BK terkadang beredar info-info yang mengarahkan opini negatif peserta didik kepada guru BK.

            Ada yang berpendapat guru BK adalah polisi sekolah, yaitu guru yang selalu menghukum peserta didik yang melakukan pelanggaran peraturan sekolah, seperti ketahuan, membolos, merokok, berkelahi, malas, dan sebagainya.

            Dari permasalahan tersebut penulis merasa perlu memperkenalkan apasih guru BK itu. Supaya dikemudian hari dapat merubah opini negatif peserta didik kepada guru BK menjadi positif.

            Untuk mengenal guru BK di sekolah kita harus tau dulu peranan guru BK dalam proses bembelajaran di sekolah.

            Peranan guru BK di sekolah  sangat penting yaitu menganalisa, membantu dan mengarahkan peserta didik dalam menanggulangi permasahannya.

            Berikut ini beberapa peran guru BK di sekolah:

1. Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta DidiK

Setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda dan juga memiliki kondisi yang tidak sama. Hal ini mengakibatkan tidak semua semua peserta didik di sekolah mampu mengikuti kegiatan proses pembelajaran dengan baik dan lancar. Beberapa peserta didik mengalami kesulitan memahami materi pelajaran dan membutuhkan perhatian lebih dari guru, inilah peran guru BK memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang mengalami permasalahan tersebut, agar peserta didik dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Membantu Memecahkan Masalah yang Dihadapi Peserta Didik

Peran guru BK di sekolah tidak hanya untuk membantu peserta didik memecahkan masalah akademis dan kegiatan proses pembelajarannya saja. Tetapi masalah lainnya seperti hubungan sosial, karena berpotensi mengganggu konsentrasi peserta didik tersebut, kesulitan membangun hubungan atau interaksi sosial dengan teman. masalah pribadi, masalah lingkungan, karir dan keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline