Lihat ke Halaman Asli

Pulang dengan Menggenggam Sebuah Kartu Pos dari Surga

Diperbarui: 7 Oktober 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejejak demi sejejak terus kita kail supaya mampu saling bertukar luka

Kita mengisinya dengan pelupuk mata yang binarnya limbung ke udara

Yah, benar saja, aku dan kamu tak tahu dari mana yang tiba-tiba hadir dalam percakapan, merawat ingatan dan mengekalkan tawa

Dan rindu kita adalah sebuah kemungkinan, hanya perpisahan yang menjadikannya kepastian yang kita tahu muasalnya

Lalu jika itu pedih, letakkanlah dukamu di pohon kaktus di beranda rumahmu. Kelak, ia akan bertumbuh indah saat menjadi duri yang alangkah tiap hari dihujani air mata.

Kita mengatup kata untuk tumbuh dalam pelukan kenangan. Sebab aku adalah jarak dan kamu menjelma  menjadi kartu pos itu

dan kita sedang bergandengan tangan pulang ke utara rumah, Surga!  

Sumber Ilustrasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline