Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Lutfi

Mahasiswa pendidikan sosiologi UNJ 2023

Etika Sopan Santun Remaja dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital: Mempertahankan Norma-Norma Kesopanan dalam Berkomunikasi

Diperbarui: 1 April 2024   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang terus berkembang, di mana teknologi informasi dan komunikasi menjadi semakin meresap ke dalam kehidupan sehari-hari, peran remaja dalam menggunakan media sosial dan berkomunikasi secara daring menjadi semakin signifikan. 

Smartphone, internet, dan berbagai platform media sosial seperti WhatsApp, Line, Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja modern. 

Data menunjukkan bahwa penggunaan media sosial di Indonesia mencapai angka yang signifikan, mencerminkan betapa pentingnya peran platform digital dalam kehidupan remaja masa kini.

Namun, di tengah kemudahan akses dan kenyamanan yang ditawarkan oleh teknologi ini, muncul tantangan-tantangan baru terkait etika dan sopan santun dalam berkomunikasi, khususnya di kalangan remaja. Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat telah mengubah cara remaja berinteraksi dan menghabiskan waktu mereka. 

Banyak di antara mereka yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di depan layar, lebih memilih untuk berinteraksi melalui media sosial daripada melakukan kegiatan sosial di dunia nyata. Hal ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi pola pikir, perilaku, dan norma sosial remaja.

Perubahan dalam Pola Komunikasi Remaja

Perkembangan teknologi telah mengubah lanskap komunikasi remaja secara dramatis. Media sosial memberikan akses kepada remaja untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka tanpa terbatas oleh jarak geografis. Mereka dapat berbagi foto, video, dan cerita dalam hitungan detik, membuat interaksi menjadi lebih cepat dan efisien. Namun, di balik kemudahan ini, muncul juga risiko-risiko baru yang perlu diperhatikan.

Salah satu risiko utama adalah kehilangan pengendalian atas informasi pribadi. Remaja sering kali terlalu terbuka dalam berbagi informasi di media sosial tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Hal ini dapat mengakibatkan masalah privasi dan keamanan yang serius, termasuk penipuan identitas dan penyalahgunaan data pribadi.

Selain itu, media sosial juga memperluas jangkauan pengaruh sosial dan budaya. Remaja dapat terpengaruh oleh tren dan norma-norma baru yang muncul dalam lingkungan digital mereka. Hal ini dapat menyebabkan tekanan sosial dan perasaan tidak percaya diri jika mereka merasa tidak mampu untuk mengikuti tren atau standar yang ditetapkan oleh teman-teman mereka di media sosial.

Tantangan Etika dalam Berkomunikasi Daring

Di dalam ekosistem media sosial, kebebasan berkomunikasi seringkali disalahgunakan. Konten yang tidak terverifikasi dengan mudah menyebar, dan seringkali memicu debat atau menyebarkan konten kontroversial yang dapat menimbulkan konflik dan membahayakan lingkungan digital. Hate speech, cyberbullying, dan penyebaran informasi palsu juga menjadi masalah serius yang perlu ditangani dengan cepat dan efektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline